Tuesday, 25 January 2011
Kubu Raya "Dahului" Pusat
SUNGAI RAYA. Belum saja terbit Intruksi Presiden (Inpres) pembelian beras premium, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kubu Raya telah mendahuluinya dengan menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) atau Nota Kesepahaman dengan Divisi Regional (Divre) Badan Urusan Logistik (Bulog) Kalbar.
"Kebijakannya belum keluar, instrumennya di kita sudah jalan, terkait pembelian beras lokal oleh Bulog," kata Muda Mahendrawan SH, Bupati Kubu Raya di Aula Kantor Bupati Kubu Raya, Kamis (27/1).
Muda menjelaskan, Inpres yang sedang ditunggu-tunggu tersebut tentunya membutuhkan instrument-instrumen agar kelak dapat berjalan efektif. "Kita mendukung terbitnya Inpres itu," katanya.
Salah satu instrumen untuk mendukung keefektivan Inpres itu nantinya, tentunya pemerintah daerah, karena instrumen inilah yang dapat menghubungkan Bulog dengan kelompok-kelompok tani. "Kita sudah mulai itu dengan penandatanganan MoU dengan Bulog terkait pembelian beras lokal Kubu Raya," ungkap Muda.
Pemkab Kubu Raya menggunakan Koperasi Pegawai Republik Indonesi (KPRI) Kubu Raya sebagai instrumen yang menyediakan beras lokal untuk dibeli Bulog. "Karena tidak mungkin Bulog dapat berhubungan langsung dengan kelompok tani. Dengan adanya kerjasama ini, tentunya ada keterjaminan hasil produksi petani itu akan terserap," kata Muda.
Dengan adanya MoU dengan Bulog tersebut, Pemkab Kubu Raya lebih siap menyambut penertiban Inpres pembelian beras premium itu, bahkan instrumennya telah siap dan mulai berjalan.
Instrumen ini, kata Muda, hanya salah satu dari sekian banyak instrumen di hulu dan hilir yang dilaksanakan untuk membangun kemandirian pangan daerah. "Karena untuk membangun kemandirian pangan daerah itu tidak bisa dengan program instan," terangnya.
Bicara mengenai kemandirian ketahanan pangan ini, kata Muda, berarti membicara instrumen dari hulu, misalnya mulai dari persiapan lahan, infrastruktur lahan, pendampingan, alat mesin pertanian, teknologi pembenihan, infrastruktur kelembagaan,permodalan, pasarnya hingga penggudangan.
"Kebijakan seperti ini bisa membuat jaminan pasar secara sistemik, karena sifat pangan ini harus cepat dan memberikan jaminan kepada para petani, supaya hasil pertaniannya dapat terserap dengan tingkat harga yang tidak merugikan petani," papar Muda.
Sedangkan instrumen di hilir itu seperti MoU yang dilakukan antara Pemkab Kubu Raya dengan Bulog beberapa waktu lalu. "Ini salah satu upaya untuk menjamin pasar dari hasil pertanian," jelas Muda.
Selain dengan Bulog, Pemkab Kubu Raya juga telah melakukan kerjasama dengan pihak lainnya yang bersedia membeli beras lokal secara kontinu. "Hal ini diimbangi dengan peningkatan kemampuan dan kesiapan sumberdaya manusia yang menghasilkan beras itu serta akses permodalan. Sehingga diperlukan upaya pendampingan dan lainnya," kata Muda.
Bila berbagai instrumen tersebut telah diperkuat, tentunya tidak akan mengkhawatirkan lagi bila dilakukan perluasan areal pertanian atau persawahan. "Kawasan yang pernah menjadi pusat pertanian, akan dihidupkan kembali di samping penguatan terhadap kawasan-kawasan yang menjadi basis pertanian selama ini di Kubu Raya," ujar Muda. (*)
No Response to "Kubu Raya "Dahului" Pusat"
Leave A Reply