Saturday 21 July 2007

Ajaran Kakek

Posted on 08:16 by Mordiadi

Seorang penjual kopiah berjalan melewati hutan belantara. Kendati berada di dalam hutan, cuaca terasa amat panas. Pria itu pun memutuskan untuk beristirahat di bawah pohon. Usai melatakkan keranjang berisikan kopiah di dekat pohon, pria itu pun merebahkan badannya ke akar pohon. Hanya beberapa menit berselang, pria berperawakan kecil tersebut telah hanyut dalam luasnya samudera mimpinya. Mendengar suara hiruk pikik di sekelilingnya, penjual kopiah itu terbangun. Saat melihat ke keranjang bawaannya, dia terperangah, karena seluruh dagangannya lenyap. Sesal pun tampak di wajahnya. Penjual kopiah itu pun menengadahkan kepalanya dan melihat puluhan monyet memakai kopiah. "Busyet..laris amat kopiah, sampai monyet pun ingin menggunakannya, apakah sekarang lagi trend kopiah, kalau begitu masukan saja ke rubrik trend Harian Equator," katanya. Melihat sumber rezekinya di depan mata, tapi tidak bisa diambil, pria itu pun berpikir keras se keras-kerasnya untuk mendapatkan kembali hak miliknya tersebut. Saat berpikir, tanpa disadari, tangannya menggaruk-garuk kepala. Ia sempat terkesiap melihat monyet di sekelilingnya menggaruk kepala. Sesaat kemudian, barulah pria itu menyadari, kalau puluhan monyet itu mengikuti gerakannya. Tetapi, pria itu tidak mudah percaya begitu saja, karena dia tahu semua monyet suka menggaruk kepala. Kemudian pria itu melepas kopiah di kepalanya. Monyet yang bergantungan di pepohonan pun mengikuti lakonnya itu. "Nah ini dia, ternyata mereka benar-benar mengikuti gerakanku," lirihnya. Selanjutnya pria itu berdiri dan juga diikuti monyet di atas pohon. Pria itu pun segera melepaskan kopiahnya ke tanah. Itu pun diikuti oleh monyet-monyet tersebut. Sehingga dengan mudah, pria itu memungut dagangannya tersebut dan kembali melanjutkan perjalanannya. Enam puluh tahun kemudian, profesi penjual kopiah yang dilakoni pria tersebut ternyata juga diikuti cucunya yang beranjak dewasa. Kisah mengenai monyet dengan kopiah di hutan sudah menjadi cerita masyur. Tidak heran, cerita itu juga diketahui cucu pelakon sejarah tersebut. Usai mendapat ilmu dan petuah, cucu ini pun melanjutkan profesi kakeknya. Suatu ketika, dia berjalan ke hutan, persis di tempat yang diceritakan kakeknya, dia juga berhenti dan bersandar ke pohon. Rasa kantuk tidak mampu lagi ditahannya, dia pun terlelap beberapa saat. Ternyata peristiwa yang dialaminya kakeknya lima puluh tahun silam, juga dialaminya. Tetapi, tidak sedikitpun rasa panik menyentuh hatinya. Dia pun menerapkan apa yang dilakukan kakeknya dahulu. Menggaruk kepala pun dimulai, nyaris serempak monyet juga menggaruk kepala. "Ternyata kakek tidak bohong," gumamnya. Kemudian dia pun mengipas-ngipaskan kopiahnya. Hal serupa juga dilakukan puluhan monyet tersebut. Langkah terakhir pun dilakukannya, yaitu membuang kopiah ke tanah. "Ah, kenapa mereka tidak melakukannya," katanya heran melihat monyet tetap memegang kopiah, tidak mengikutinya. Tiba-tiba dari atas pohon, turun seekor monyet dan mengambil kopiah si cucu. "Memang kamu saja yang punya kakek," kata monyet itu seraya kembali memanjat pohon.

No Response to "Ajaran Kakek"

Leave A Reply

BTC

Doge

LTC

BCH

DASH

Tokens

SAMPAI JUMPA LAGI

SEMOGA ANDA MEMPEROLEH SESUATU YANG BERGUNA