Thursday, 15 December 2016

PewDiePie, YouTuber Terkaya di Dunia

Belum lama ini dikabarkan bahwa YouTuber ternama PewDiePie alias Felix Kjellberg mengunggah video yang bakal menutup akun YouTube-nya.

Pada video tersebut, Felix mengatakan bahwa bila kanal tersebut telah mencapai 50 juta pelanggan, maka ia berjanji bakal menghapus kanalnya.

Tidak berselang lama dari waktu video tersebut diunggah, hanya tiga hari YouTuber asal Swedia tersebut memperoleh pelanggan hingga 50 juta.

Sesuai dengan isi video yang sudah diunggahnya, dirinya benar-benar menghapus kanal tersebut.
Tetapi jangan heran atau kaget, karena yang dihapus bukanlah kanal utama PewDiePie yang biasa kita kenal, namun kanal kedua milik Felix, yang bernama Jack septiceye2.

Pada video yang baru saja diunggah oleh PewDiePie, ia mengatakan bahwa apa yang dikatakan pada video sebelumnya hanyalah candaan belaka.

Namun ia benar menghapus kanal YouTube miliknya yang kedua itu, dengan jumlah pelanggan sekitar 1 juta.

Felix mengatakan, bahwa candaan yang dibuatnya sangatlah lucu, karena hampir seluruh media di dunia memberitakannya.

Dia menambahkan esensinya adalah candaan yang dibuatnya meledak di luar dugaannya.
Sebenarna prediksi para fans berat PewDiePie sudah ada yang berpikiran bahwa tidak mungkin Felix menghapus kanal YouTube tersebut.

Lagipula kanal PewDiePie merupakan penghasilan utama pria 27 tahun tersebut.
Bahkan menurut Forbes, PewDiePie merupakan YouTuber terkaya dengan pendapat 15 juta USD dalam satu tahun ini.

Tak sedikit juga yang takut dan menanggapi video lelucon tersebut dengan serius.
Seperti ada akun yang mengatakan bahwa rasanya seperti mendapatkan mimpi buruk.
Namun pada akhir video atas penghapusan kanal kedua milik Felix tersebut, tertuliskan bahwa PewDiePie bakal menghapus kanal tersebut saat mencapai 100 juta pelanggan. Akankah Felix melakukan lelucon yang sama lagi?
Sumber:

Kekayaan Bos Facebook Terjun Bebas

Terpilihnya presiden Amerika Serikat Donald Trump sempat mengundang rasa cemas bagi para orang-orang besar di Silicon Valley.

Banyak yang meragukan Trump karena dirinya tidak mempunyai visi yang jelas pada sektor informasi dan teknologi.

Apalagi Trump juga bakal memboikot seluruh produk Apple karena tidak mau membantu FIB dalam kasus penembakan massal di San Bernardino.

Namun tak hanya itu saja, ternyata kemenangan Donald Trump juga membawa ancaman bagi pendiri Facebook, Mark Zuckerberg.

Seperti yang dilansir dari Forbes, kekayaan Zuckerberg menurun drastis hingga 3,7 miliar USD atau sekitar 50 triliun Rupiah.

Hal tersebut pun terjadi sejak 8 November lalu, saat pemilihan presiden Amerika Serikat berlangsung.

Dari pengamatan Forbes, angka tersebut didapat dari penurunan harga saham Facebook yang mencapai hingga 7%.

Namun hal tersebut nampaknya tak membuat pemuda yang drop out dari Universitas Harvard ini langsung miskin mendadak.

Dirinya masih memiliki kekayaan sekitar 49 miliar USD atau berkisar 662 triliun Rupiah, yang menjadikannya termasuk dalam 10 orang terkaya di dunia.

Faktor penurunan saham Facebook sendiri disinyalir berasal dari banyaknya informasi palsu (hoax) yang beredar melalui Facebook.

Zuckerberg sendiri pernah mengatakan bahwa masalah ini merupakan masalah yang sangat kompleks karena peredarannya tidak hanya di Amerika Serikat saja, namun di seluruh dunia termasuk di negara tercinta kita, Indonesia.

Tapi ternyata tak hanya bos Facebook saja yang mengalami hal tersebut, saham raksasa teknologi seperti Google dan Amazon pun juga mengalami hal serupa, yang mana saham dari kedua perusahaan tersebut mengalami penurunan pada pertengahan Oktober lalu.

Sumber:

Air Mata Buaya

JAKARTA – Tangisan  Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama di dalam persidangan dianggap tidak murni.

Menurut Ketua DPP PAN, Yandri Susanto, pria yang akrab disapa Ahok itu hanya mencari simpati.

“Saya kira itu nangisnya air mata buaya. Itu modus.‎ Tujuannya nyari simpati,” tegasnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (13/12).

Dia meyakini Majelis Hakim tidak akan terpengaruh dengan tangis Ahok. Dalam memberi putusan, hakim pastinya berpatokan dengan fakta yang telah diungkap kepolisian maupun kejaksaan.

“Hakim, saya yakin tidak pengaruh dengan akting dan kata-kata yang disusun baik terdakwa maupun pembela,” pungkas Yandri.

Sebelumnya, Ahok tampak menangis saat membacakan nota keberatan dalam sidang perdanannya di PN Jakarta Utara. Ahok mengaku sedih disebut menistakan agama. Dia mengklaim selama ini dekat dengan muslim. 

Sumber:

Begal Teror Pontianak

PONTIANAK-Begal kembali beraksi di Jalan AR Saleh (BLKI). Kali ini korbannya perempuan, warga Kecamatan Pontianak Timur.

Pelaku diduga perempuan. Modusnya mint diantar dengan alasan motor mogok. Akibat kejadian itu, korban kehilangan motor dan handphone.

Belum berapa lama kejadian ini di share di medsos, ratusan orang langsung berkomentar. Salah satu yang komentar Lurah Batu Layang, Hendra Felani.

"Sangat disayangkan kejadian ini kembali terjadi. Kenapa aparat kepolisian selalau kecolongan dengan kejadian ini. Diharapkan agar kepolisian lebih meningkatkan lagi kegiatan keamanan dengan cara proaktif untuk selalu razia dengan mengerahkan intel yang profesional ke tempat-tempat rawan," ucap Hendra.

Pemilik akun Aris Prayoga mengungkapkan, begal memang sering terjadi di BLKI. "Hem BLKI memang sering tu... ati-ati yak...Biase modusnye ibu-ibu mintak tolong antarkan. Masaklah minta antar di tempat yang gelap. Kan dak masuk akal padahal sikit lagi udah jalan raye bah.. pas samping masjid BLKI tu. Pas tempat paling gelap, eh mane saye nak noleh. Sedang gak. Hampir gak sih tekena syukur jak Tuhan masih di pihak saya hati-hati yak lewat BLKI tu," ucapnya.

Sumber:

Wednesday, 14 December 2016

iPhone 6s dan 7 Sebentar Lagi Secara Resmi Hadir ke Indonesia

Para pencinta iPhone sebentar lagi akan bisa memperoleh opsi untuk membeli iPhone terbaru secara resmi di Indonesia.
Tidak tanggung-tanggung, lima varian iPhone terbaru akan hadir. Mulai dari iPhone SE, 6s, 6s Plus, 7, dan 7 Plus.

Permasalahan sertifikasi tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang selama ini menghambat kedatangan iPhone ke Indonesia, sudah diselesaikan.

iPhone SE, 6s, dan 6s Plus memang bukan produk terbaru yang dirilis oleh Apple. Namun, ketiga iPhone ini diperkenalkan Apple sejak beberapa bulan lalu. iPhone SE diperkenalkan pada Maret 2016.

Sementara itu, iPhone 6s dan 6s Plus diperkenalkan pada bulan September 2015. Meski begitu, ketiganya belum dijual secara resmi ke Indonesia karena terhalang TKDN.

Menurut laporan yang dikutip dari Kompas Tekno, Erajaya telah mengajukan izin impor lima varian iPhone ke tanah air.

Dalam rangka pengajuan izin tersebut, Erajaya kini melakukan sertifikasi Postel B yang ditujukan untuk para distributor. Kalau izin sertifikasi ini sudah kelar, maka mereka pun diperbolehkan untuk mendatangkan iPhone terbaru ke Indonesia.

Hanya saja, Erajaya tidak berani memastikan kapan proses impor dan kedatangan iPhone terbaru ke Indonesia. Pihaknya tidak hanya harus menyelesaikan kendala terkait perizinan, tapi juga terkait dengan kondisi gudang Apple.

Perwakilan dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin) juga membenarkan adanya penyelesaian terkait izin sertifikasi TKDN iPhone.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (Ilmate), Kemenperin, I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan kalau Apple memilih untuk melakukan investasi ke tanah air dengan nilai mencapai Rp700 miliar.

Sumber:

Sepakbola Indonesia Belum Mati

Pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl tak ingin sesumbar bisa kembali menang saat melakoni laga leg kedua final Piala AFF 2016 kontra Thailand.

Namun dia percaya, kemenangan skuat Garuda 2-1 atas pasukan Gajah Perang di laga legpertama, di Stadion Pakansari, Rabu (14/12), meringankan beban para pemainnya saat tandang ke Stadion Rajamangala, Sabtu (17/12) mendatang.

Riedl mengatakan, rangkaian pertandingan menuju gelar juara, belum pungkas. Masih ada satu laga tandang yang bakal menentukan ambisi skuat Garuda meraih gelar perdana Piala AFF. Tapi yang pasti, kata dia, hasil kemenangan kali ini, menunjukkan sepak bola Indonesia tidak mati.

"Kita masih hidup. Belum mati. Dan masih ada pertandingan selanjutnya," ujar dia. Namun, Riedl belum mampu berpikir banyak tentang rencana apa yang akan dia lakukan saat menghadapi skuat pelatih Kiatisuk Senamuang tersebut, di leg pamuncak pada akhir pekan ini.

"Anda melihat, pertandingan hari ini baru selesai. Pasti saya belum tahu apa yang akan saya lakukan untuk tim untuk laga kedua," ujar dia.

Indonesia berhasil menang 2-1 atas Thailand. Meski sempat tertinggal 0-1 di babak pertama, namun di babak kedua, pasukan Merah Putih membalikkan keadaan.

Dua gol pemain sayap Garuda, Rizky Rizaldi Pora, mengubah keadaan skor menjadi 2-1. Kemenangan Indonesia kali ini, melebarkan peluang skuat Garuda meraih Piala AFF, yang selama ini didominasi Thailand.

Sumber:

Pesepakbola Termahal di Indonesia

DALAM sejarah panjang sepakbola Indonesia klub-klub sepakbola Indonesia biasanya tidak memberikan durasi kontrak lebih.

Dengan pendekatan seperti itu, selain menyebabkan langkanya bursa transfer pemain, berprofesi menjadi pemain sepakbola profesional di Indonesia juga tergolong riskan.

Bagaimana tidak, jika seorang pemain sepakbola tidak mampu tampil maksimal dalam satu musim kompetisi, dirinya terancam menganggur pada musim kompetisi berikutnya.

Meski demikian, tidak sedikit masyarakat Indonesia yang memilih menggantungkan kehidupannya lewat sepakbola.

Adalah bayaran menggiurkan yang menjadi salah satu penyebabnya. Gelontoran fulus dalam jumlah yang besar membuat orang-orang tetap berlomba untuk menjadi pesepakbola terbaik di tanah air.

Di level Asia Tenggara, pemain-pemain sepakbola Indonesia memang tergolong memiliki gaji yang paling tinggi.

Bagi seorang pemain sepakbola di Indonesia, terutama yang berkompetisi di level teratas, mendapatkan uang puluhan juta rupiah dalam satu bulan bukan hal yang sulit.

Bahkan, bagi pemain yang berlabel bintang, mereka dapat dengan mudah menghasilkan Rp45,18 juta, pendapatan rata-rata masyarakat Indonesia selama satu tahun berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), dalam waktu satu bulan.

Selain itu, beberapa pemain Indonesia terutama yang memiliki nilai jual tinggi juga mampu mempunyai penghasilan jauh lebih tinggi saat berkarier di luar negeri.  

Lalu, sepanjang sejarah pesepakbola Indonesia, siapa saja pemain Indonesia yang memiliki bayaran selangit baik saat berkarir di dalam maupun di luar negeri?

Berikut beberapa di antaranya:

BAMBANG PAMUNGKAS

Pemain jebolan Dikklat Salatiga ini pernah mendapatkan bayaran Rp1,3 miliar per tahun saat dikontrak Persija beberapa tahun lalu.

Hal ini terjadi karena Bep -sapaan akrab Bambang Pamungkas- merupakan salah satu komoditas langka di kancah sepakbola Indonesia.

Sebagai seorang penyerang dia tergolong haus gol. Pernah beberapa kali menjadi top skorer Liga Indonesia dan hingga sekarang masih menjadi top skorer timnas Indonesia.

Ia pun memiliki daya jual yang paling tinggi di antara para pesepakbola Indonesia lainnya, dan membuatnya tidak jarang menjadi bintang iklan di televisi.

Perlu diketahui, saat Bepe menjadi salah satu olahragawan termahal di Indonesia, bayarannya jauh lebih besar daripada Lee Chong Wei, mantan pebulutangkis terbaik dunia asal Malaysia. Saat itu Chong Wei “hanya” menerima bayaran sebesar Rp925 juta selama satu tahun.

ISMED SOFYAN

Konon, full-back merupakan posisi “buangan” dalam sepakbola. Apabila seorang pesepakbola tidak cukup tinggi untuk menjadi seorang bek tengah, tidak cukup cepat untuk menjadi pemain sayap, atau tidak cukup kreatif untuk menjadi pemain tengah, dirinya biasanya akan dijadikan seorang full-back.

Meski demikian, seiring dengan terus berevolusinya sepakbola, posisi full-back menjadi semakin krusial belakangan ini.

Lancar atau tidaknya formasi 4-2-3-1, pakem yang masih menjadi tren di sepakbola modern, biasanya tergantung dari kinerja para full-back-nya.

Meski sepakbola Indonesia jauh tertinggal dari negara-negara lainnya, baik negara-negara Eropa maupun negara Asia lainnya, Indonesia pernah dan masih memiliki seorang full-back yang tergolong hebat. Namanya Ismed Sofyan.

Ia mempunyai akurasi umpan silang yang ciamik, cepat dalam berlari, dan sama baiknya dalam menyerang maupun bertahan.

Pada masa jayanya Ismed pernah mendapatkan bayaran Rp1,2 miliar per tahun dari Persija Jakarta, menjadikannya seorang full-back termahal di tanah air.

CRISTIAN GONZALES 

Kecuali performanya di Indonesia Soccer Championship (ISC) baru-baru ini, ada satu fakta penting menyoal karier Cristian Gonzales, penyerang naturalisasi asal Uruguay, di Indonesia

Di mana pun dirinya bermain, selalu berada dalam daftar pencetak gol terbanyak dalam setiap gelaran Liga Indonesia.

Baik saat tampil bersama PSM MakassarPersik KediriPersib Bandung, maupun AremaEl Loco, julukan Cristian Gonzales, selalu rajin mencetak gol.

Direktur Utama PT Gelora Trisula Semesta, Djoko Driyono, , penyelenggara ISC mengatakan bahwa Critian Gonzales bersama Juan Belencoso, bomber asing Persib, merupakan pemain dengan bayaran tertinggi di ISC saat ini. Jumlahnya tidak disebutkan.

Tetapi mengingat Arema mendaftarkan El Loco sebagai marquee player atau pemain bintang, di mana dirinya mempunyai dampak komersial bagi tim, sepanjang ISC, bayarannya mungkin berada dalam kisaran Rp1 hingga 2 miliar.

Saat dikontrak Persib, kabarnya, Gonzales mendapatkan kontrak senilai Rp 1,2 miliar. Berhubung itu adalah nilai kontrak beberapa tahun yang lalu, bisa dibayangkan nilai kontraknya dengan Arema saat ini mungkin lebih tinggi lagi. Sebuah nilai yang tentunya sangat luar biasa untuk pemain yang tak lagi muda!

ANDIK VERMANSYAH

Banyak kenangan buruk yang akan didapatkan saat mengingat kiprah Timnas Indonesia dalam gelaran Piala AFF 2012 lalu.

Namun, jika kita ingin mencari kenangan manis kiprah Indonesia di ajang paling bergengsi di Asia Tenggara tersebut, kita tidak boleh melupakan gol indah Andik Vermansyah, pemain sayap Indonesia, ke gawang Singapura.

Menariknya, gol Andik tersebut tidak hanya membuat namanya semakin dikenal para pemadat sepakbola Indonesia. Gol tersebut juga membuat karier Andik terus melonjak, membuatnya menjadi idola baru di Malaysia.

Pada 2013 lalu Andik dikontrak Selangor, salah satu tim mapan di Malaysia, dengan bayaran Rp1,6 miliar selama setahun.

Karena dia kemudian berhasil menjadi pujaan anyar penggemar Selangor, nilai kontraknya dinaikkan menjadi Rp2 miliar setahun kemudian.

Selain itu, peran signifikan Andik di atas lapangan juga membuat Selangor disegani di Malaysia. Selangor berhasil dibawanya menjadi runner-up Liga Super Malaysia dan Piala Malaysia 2015.

Dengan prestasi semacam itu, untuk tetap menjaganya agar tidak pindah klub, Selangor kemudian memberinya kontrak baru, selama dua tahun, dengan bayaran yang jauh lebih tinggi pada 2015 lalu: per tahun Andik mendapatkan bayaran sebesar Rp3 miliar.

Belum lagi Andik memiliki beberapa sumber penghasilan lain yang lumayan. Ia beberapa kali menjadi bintang iklan, yang rata-rata memberikannya tambahan pemasukan Rp500 juta hingga Rp1 miliar.
Ia juga memiliki kontrak eksklusif bersama Nike Malaysia, yang sayangnya tidak diungkap nilainya. Andik juga memiliki kerja sama dengan pengusaha lokal yang membuka lapangan futsal dengan label Andik Futsal, yang membuatnya mendapatkan hak komersial atas penggunaan namanya.

Mengingat Andik masih berusia 24 tahun pada saat ini, sepertinya dia akan terus berlari untuk terus menjadi salah satu pesepakbola Indonesia dengan bayaran termahal sepanjang sejarah.

IRFAN BACHDIM

Pascatampil bagus di AFF Suzuki Cup 2010, Irfan Bachdim berhasil menjadi idola baru publik sepakbola Indonesia. 

Persema Malang kemudian rela menguras brankas uangnya untuk menggunakan jasa Bachdim. Sayangnya, nilai kontrak Bachdim yang jauh lebih besar dari Rp480 juta, batasan nilai kontrak tertinggi untuk pemain yang diberlakukan Persema, membuat klub Malang tersebut kesulitan untuk mempertahankannya.

Persema bahkan terpaksa menunggak gaji pemain berparas rupawan tersebut selama berbulan-bulan. Tidak mendapatkan kejelasan gaji yang ditunggak, Bachdim kemudian pindah ke Chonburi, salah satu klub mapan asal Thailand.

Saat ini Bachdim tergabung bersama Consadole Sapporo, salah satu kontestan divisi dua liga Jepang. Meski Bachdim jarang bermain, di sana dirinya juga mendapatkan bayaran yang menggiurkan.

Dia mendapatkan nilai kontrak dengan kisaran yang tidak jauh berbeda saat berseragam Ventforet Kofu, klub Bachdim sebelumnya. Di Ventforet Kofu, Bachdim mendapatkan bayaran sebesar 1,2 miliar rupiah dalam setahun.

VICTOR IGBONEFO

Arema Cronus adalah salah satu klub yang tergolong kaya di Indonesia. Hampir setiap musim kompetisi mereka mampu mendatangkan pemain-pemain bintang, baik asing maupun lokal, dengan gaji yang cukup besar.

Jika pada masa lalu ada nama-nama seperti Gustavo Lopez dan Beto Gonzalves, di ISC musim ini Arema memiliki Cristian Gonzales, Esteban Viscarra, hingga Raphael Maitimo yang tak mungkin dibayar murah. Meski demikian, seperti klub Indonesia kebanyakan, Arema juga pernah mengalami kesulitan membayar gaji para pemainnya.

Menjelang ISL tahun 2015 Arema berani membayar Viktor Igbonefo, bek tengah naturaliasi, sebesar Rp1,5 miliar untuk setahun.

Namun, karena ISL 2015 akhirnya berhenti di tengah jalan, dan karena gaji mahalnya, Arema kemudian rela membiarkan Igbonefo pergi.

Salah satu bek tengah andalan timnas tersebut kemudian memilih melanjutkan kariernya di Thailand. Setelah sempat bermain bersama Osotspa dengan status pinjaman, kini Igbonefo bermain secara reguler bersama Navy FC.

Sumber:

13 Penemuan yang Tidak Disengaja

Penemuan di dunia ini banyak menyebabkan perubahan. Tetapi, siapa yang menyangka, kalau penemuan itu tidak semuanya direncanakan. Cukup banyak pula yang ditemukan secara tidak sengaja, namun tetap eksis hingga sekarang.

1. Penisilin

Anda mungkin sudah mengenal Alexander Fleming, ilmuwan Skotlandia yang mengadakan penelitian terhadap bakteri yang dilemahkan, yang disebut staphylococci atau stafilokokus. Kejadian yang sebenarnya adalah ketika dia kembali dari liburan dalam 1928, ia menemukan salah satu cawan percobaannya telah ditumbuhi jamur, sehingga membuatnya kesal dan melemparkannya. Pada waktu itu ia belum menyadari bahwa kemudian bakteri stafilokokus tidak mampu hidup di lingkungan yang ditumbuhi jamur fungal.

Setelah Fleming meneliti kembali dan mendapatkan bahwa jamur bisa menghambat pertumbuhan bakteri, dia kemudian menerbitkan penemuannya tersebut namun tidak banyak mendapat perhatian. Kemudian di tahun 1945 setelah riset lebih lanjut dilakukan oleh beberapa para ilmuwan lain, maka baru diyakini bahwa penisilin bisa dihasilkan dalam skala industri, sehingga hal ini memberi jalan untuk pengobatan infeksi atau peradangan oleh bakteri hingga saat ini.


2. Oven Microwave

Dalam tahun 1945 Percy Lebaron Spencer, seorang insinyur dan pencipta Amerika, sibuk bekerja di pabrik magnetron, alat yang digunakan untuk menghasilkan sinyal radio gelombang mikro yang merupakan bentuk awal dari radar. Radar adalah sebuah inovasi luar biasa penting di masa perang, tetapi penggunaan gelombang mikro untuk memasak makanan adalah ketidaksengajaan.

3. Kerucut Es Krim

Kisah ini adalah suatu contoh yang sempurna dari penemuan yang tidak disengaja, dan sebuah kesempatan pertemuan langka yang memberi dampak ke seluruh dunia. Dan merupakan sebuah pertemuan yang manis.
Di awal 1904, es krim disajikan di atas sebuah piring. Sampai suatu ketika di World’s Fair pada tahun itu, di Saint Louis, Missouri, dua bahan makanan yang kelihatannya tidak berhubungan dengan tak terelakkan tersambung bersama-sama.

Pada saat udara sangat panas di World’s Fair 1904, depot eskrim menjual eskrim dengan cepat sampai-sampai kehabisan piring-piring. Depot di sebelahnya tidak seberuntung penjual es krim, yaitu penjual Zalabia – sejenis wafel wafer tipis dari Persia – dan pemilik depot mengusulkan sebuah ide untuk menggulung zalabianya menjadi kerucut dan meletakkan sebongkah es krim di atasnya.
Demikianlah kerucut es krim dilahirkan – dan hingga kini kita masih menemukan es krim dengan kerucutnya, semodern apa pun pembuatan es krim itu.


4. Sampanye
Menurut banyak orang Dom Pierre Perignon dihormati sebagai penemu sampanye. Walaupun sebenarnya biarawan Benedictine abad ke-17 itu tidak bermaksud demikian, yakni membuat anggur dengan gelembung-gelembung udara di dalamnya -karena pada kenyataanya dia telah menghabiskan waktu bertahun-tahun berusaha mencegah hal itu terjadi. Anggur yang penuh dengan gelembung udara dianggap sebagai tanda proses pembuatan anggur yang jelek.


5. Kertas catatan Post-It
Penemuan kertas catatan Post-It yang sederhana adalah sebuah kolaborasi yang kebetulan antara ilmu pengetahuan yang payah dengan seorang jemaat gereja yang putus asa. Pada tahun 1970, Spencer Silver, seorang peneliti perusahaan besar Amerika 3M, tadinya berusaha untuk merumuskan sejenis lem perekat yang kuat, tetapi berakhir pada penciptaan sebuah lem yang sangat lemah yang bisa dilepaskan dengan mudah. Ia mengenalkan penemuannya di 3M, tetapi tidak ada orang yang peduli.


6. Keripik Kentang
Tahun 1853, di sebuah rumah makan di Saratoga, New York, seseorang yang sedang makan malam, Cornelius Vanderbilt, terlihat cerewet sekali karena berulang kali yang menolak memakan gorengan yang dipesannya. Dia mengeluh gorengan itu terlalu tebal dan terlalu basah.

Setelah dikembalikan beberapa piring dan lalu lebih menipiskan potongan kentangnya, kepala tukang masak George Crum memutuskan untuk menggoreng irisan kentang yang tipis tersebut di dalam minyak goreng yang banyak, maka jadilah keripik kentang seperti sekarang ini.

Vanderbilt pada awalnya memprotes usaha si kepala tukang masak, katanya gorengan itu terlalu tipis untuk ditusuk dengan garpu, tetapi setelah beberapa percobaan, keripik kentang itu kemudian menjadi kesukaan, dan segera semua orang di dalam rumah makan tersebut memesannya. Sehingga pada daftar menu dicantumkan “Saratoga Chips”, yang kemudian terkenal ke seluruh dunia.


7. Slinky
Anda pasti mengetahui mainan yang satu ini, yaitu segulungan kawat berwarna-warni berbentuk per yang berbunyi gemerincing ketika digoyang-goyangkan. Aslinya mainan ini hanyalah sebuah hiasan di sebuah meja tulis seorang ahli mekanik, Richard James, yang suatu waktu di tahun 1940 yang ketika musim semi tiba, tersandung dan terguling ke seberang lantai setelah menginjak benda tersebut sehingga harus berbaring sakit.


8. Alat pacu jantungSeperti penisilin, ini adalah penemuan tidak disengaja lain yang telah menyelamatkan hidup banyak orang hingga hari ini. Seorang insinyur Amerika, Wilson Greatbatch, sedang bekerja dengan sebuah peralatan yang merekam denyut jantung tidak beraturan, ketika ia menyisipkan sebuah tipe resistor yang keliru ke dalam penemuannya.


9. Lem super kuat (Superglue)
Bahan lebih lengket. Yang satu ini terkenal karena berdaya perekat tinggi, tidak seperti Post-It Notes di atas. Lem super kuat tercipta pada tahun 1942 ketika Dr. Harry Coover sedang berusaha untuk mengisolasikan sebuah bahan plastik yang bersih untuk membuat gagang senjata api.

Sementara dia sedang bekerja dengan bahan kimia cyanoacrylates, seketika setelah bahan polymerized terkontak dengan embun menjadikan semua bahan-bahan kimia dalam percobaan terikat bersama-sama. Bagi Coover percobaannya gagal, dan riset berjalan terus.


10. SakarinSakarin, pemanis buatan yang paling tua, tanpa sengaja ditemukan di tahun 1879 oleh seorang peneliti bernama Constantine Fahlberg, seseorang yang dulu pernah bekerja pada Johns Hopkins University di dalam laboratorium profesor Ira Remsen.

Penemuan Fahlberg bermula ketika dia lupa mencuci kedua tangannya sebelum makan siang, yang mana sebelumnya telah ditumpahi sejenis bahan kimia di laboratoriumnya. Bahan kimia itulah kemudian menyebabkan roti yang dimakannya menjadi berasa manis yang aneh.


11. Karet Vulkanisir (ban karet)
Christopher Columbus, penemu benua Amerika, adalah orang yang pertama kali memperkenalkan bola karet dari Hindia Barat ke Eropa. Bahan karet memang bagus tetapi bahan tersebut berbau busuk yang sangit, mengeras saat dingin dan terlalu lengket ketika hangat dan nampak tidak bisa dipergunakan untuk tujuan-tujuan praktis.


12. Mesin Sinar X
Dalam tahun 1895, ahli ilmu fisika Jerman, Wilhelm Conrad Rontgen, sedang berusaha menemukan cara agar bisa melihat sinar katode keluar dari sebuah tabung kaca yang sepenuhnya tertutup oleh sebuah kertas karton hitam. Dia menyadari hal itu mustahil tetapi dia menemukan sesuatu yang lebih menarik mengenai hal itu.



13. Viagra
Jika anda seorang pengidap disfungsi ereksi, anda harus berterimakasih kepada para peneliti dari Merthyr Mydfil, sebuah kota di Wales. Pada tahun 1992, mereka melakukan beberapa uji klinis untuk menguji jenis obat baru yang semula diharapkan untuk terapi hipertensi.
Sumber

Indonesia (2:1) Thailand

REPUBLIKA.CO.ID, Indonesia menaruh satu tangannya di atas trofi Piala AFF 2016. Ini setelah tim Merah Putih menundukkan Thailand 2-1 pada leg pertama final di Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, Rabu (14/12).
Sumber...

Jaksa Sebut Ahok Sengaja Pakai Almaidah

JAKARTA - Tim jaksa penuntut umum (JPU) telah membacakan dakwaan terhadap Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Pengadilan Negeri Jakarta Utara (PN Jakut), Selasa (13/12). Dalam surat dakwaan, jaksa menyebut Ahok secara sengaja menghina Alquran dengan memelintir Surat Almaidah ayat 51. 

Sumber...

Sunday, 24 April 2016

Civil War

SEJARAH mencatat, puluhan negara pernah dilanda perang sipil (civil war) atau perang saudara. Beberapa di antaranya hanya menjadi sejarah yang kelam dalam perjalanan bangsa. Tetapi, masih ada yang terus berlanjut hingga kini.

Perang saudara dapat dipahami sebagai perang yang terjadi bukan antarbangsa atau negara, melainkan antarbeberapa faksi dalam suatu entitas politik. Pun demikian, korbannya justru lebih parah ketimbang perang antarbangsa.

Negara Super Power, Amerika Serikat juga pernah dilanda perang saudara dalam kurun 1861 hingga 1865. Perang ini lebih dikenal dengan perang antarnegara bagian.

Kala itu, sebelas negara bagian budak di Selatan mengumumkan pemisahan dari Amerika Serikat dan membentuk Konfederasi Amerika yang dikenal sebagai "Konfederasi".

Di bawah pimpinan Jefferson Davis, pihak Konfederasi ini berupaya melepaskan diri atau memperjuangkan kemerdekaannya dari Amerika Serikat.

Mereka pun berhadapan dengan Pemerintah Federal Amerika Serikat yang didukung 20 negara bagian. Kebanyakan negara bagian bebas yang telah menghapus perbudakan dan lima negara bagian budak yang kelak dikenal sebagai negara bagian perbatasan.

Negara-negara bagian pro pemerintah dini disebut Uni. Mereka memiliki basis populasi dan industri yang jauh lebih besar ketimbang pihak Konfederasi di Selatan.

Setelah empat tahun berperang, Konfederasi menyerah dan perbudakan dihapus di seluruh negara. Restorasi Serikat, dan Era Rekonstruksi yang mengikutinya, menghadapi masalah yang masih belum terselesaikan selama beberapa generasi selanjutnya.

Perang Saudara Amerika Serikat merupakan perang pertama yang menunjukkan perang industri persenjataan dalam sejarah manusia. Pembuatan rel kereta, kapal-kapal uap, produksi senjata secara massal, dan berbagai macam alat militer lainnya dilakukan di mana-mana.

Praktik perang total yang dikembangkan Sherman di Georgia dan 'Perang Parit' di sekitar Petersburg menjadi salah satu taktik yang digunakan dalam Perang Dunia I di Eropa.

Catatan hitam itu terulang kembali. Perang saudara kembali terulang, tetapi bukan di dunia nyata, melainkan di film "Captain America: Civil War". Film bergenre action, sci-fi, dan thriller ini disutradarai Anthony Russo dan Joe Russo.

Film produksi Marvel Studios ini ditulis Christopher Markus dan Stephen McFeely. Menyajikan adegan-adegan yang sangat menegangkan. Tidak mengherankan, para pecinta film sangat tidak sabar menunggu rilisnya.

Film ini menampilkan sederet superhero. Di antaranya Steve Rogers (Captain America), Tony Stark (Iron Man), Natsha Romanoff (Black Widow), Bucky Barnes (Winter Soldier), Sam Wilson (Falcon), The Vision, Clint Barton (Hawkeye), Jim Rhodes (War Machine), Wanda Maximoff (Scarlet Witch) dan Peter Parker  (Spiderman).

Cerita film "Captain America: Civil War" melanjutkan ending dari "Avengers: Age of Ultron", saat Captain America mengambilalih kepemimpinan dari tim baru Avengers.

Tidak beberapa lama setelah insiden internasional yang menyebabkan kehancuran di bumi itu, banyak sekali tekanan politik yang menuntut para superhero memasang sistem pertanggungjawaban dan badan yang menentukan kapan saatnya tim dibutuhkan.

Alhasil, Pemerintah Amerika Serikat pun mengeluarkan Undang-Undang (UU) yang mengharuskan orang-orang yang memiliki kemampuan superhero, mengungkapkan identitasnya kepada pemerintah.

Captain America menolak aturan baru itu, lantaran mengancam kebebasan para superhero. Tetapi di sisi lain, Iron Man menerima UU tersebut, yang berarti bertentangan dengan rekan setimnya itu. Perselisihan pun tidak dapat dielakkan.

Captain America mengumpulkan superhero yang sejalan dengan pemikirannya. Demikian pula dengan Iron Man. Terciptalah dua kubu yang saling berlawanan.

Kubu Captain America berisikan superhero Hawkeye, Agent 13, Falcon, Winter Soldier dan Ant-Man. Sementara di kubu Iron Man terdapat War Machine, Black Widow, Black Panther dan Vision. Hanya Spiderman yang belum diketahui masuk ke kubu yang mana.

Akhir dari perseteruan ini tentunya sulit diterka. Apakah berakhir damai atau tidak. Kalau pun tidak, muncul pertanyaan, siapa yang akan menang? Juga sulit ditebak, mengingat masing-masing kubu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Ending yang masih abu-abu inilah yang menjadi daya tarik tersendiri dari film "Captain America: Civil War". Menjadikannya, sangat menarik untuk ditonton di bioskop-bioskop kesayangan.

Entah untuk menyaingi "Batman v Superman: Dawn Justice" atau mengingatkan kembali "kebodohan" perang saudara di masa lalu Amerika Serikat yang banyak memakan korban, film "Captain America: Civil War" memang sangat pantas untuk ditonton.

Mata para penonton dipastikan akan termanjakan dengan tampilan menakjubkan dari film ini. Terlepas dari alur ceritanya, aksi-aksi para superhero dengan efek komputer ini tentu akan membuat semua orang takjub. (*)

Kembang Tinju Saja

KALANGAN manapun sepakat, sepakbola merupakan olahraga rakyat. Silakan bertanya kepada siapapun, dari anak-anak hingga dewasa, baik pria maupun perempuan, pasti mengetahui olahraga menendang kulit bundar ini. Terlepas dari suka atau tidak.

Tidak dapat dimungkiri, sepakbola merupakan olahraga paling populer di dunia. Tetapi sayang, sangat tidak cocok dengan Indonesia. Terbuang dari Federasi Sepakbola Internasional (FIFA) merupakan salah satu buktinya.

Bukan lantaran Indonesia tidak memiliki pesebakbola, melainkan karena filosofi dalam sepakbola itu sangat tidak sesuai dengan karakteristik rakyat Indonesia secara umum, dan pemerintahan secara khusus. Paling tidak untuk kondisi saat ini.

Sepakbola sangat mengedepankan koordinasi di semua lini. Misalnya, antarpemain, pelatih dengan pemain, sponsor dengan official atau lainnya. Bahkan ballboy atau si pemungut bola pun sangat memerlukan koordinasi.

Pesepakbola yang memiliki skill dan tugas masing-masing di lapangan, mau tidak mau, harus berkoordinasi dengan rekan setimnya yang memiliki skill dan tugas yang berbeda di lapangan. Misalnya, antara kiper dengan striker.

Selain itu, mereka yang terlibat langsung di lapangan sepakbola dengan yang tidak pun harus mengedepankan koordinasi. Misalnya, penonton dituntut untuk ikut menyukseskan pertandingan, terlepas dari timnya menang atau kalah, jangan bikin rusuh.

Apalagi pemerintah dengan ososiasi pesepakbolaan, dengan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) misalnya, juga harus mengedepankan koordinasi.

Tidak sulit untuk berkoordinasi. Tetapi terbukti tidak bisa dilakukan. Buntutnya sepakbola Indonesia keluar dari kancah dunia. Akhirnya, seperti sekarang, bikin pertandingan masing-masing dikenal dengan pertandingan Tarkam (Antar Kampung).

Nampaknya sudah saatnya menjadikan sepakbola sekedar hobi. Bukan target besar untuk dimajukan, apalagi digadang-gadang untuk mengharumkan nama Indonesia di mata dunia. Cukup. Indonesia nampaknya memang tidak bisa 'terjun' ke kancah yang mengharuskan kerja tim di atas segalanya.

Setelah 'era' badminton atau bulutangkis, nampaknya olahraga tinju sangat pas dikembangkan atau digaungkan di negeri yang membentang dari Sabang sampai Merauke ini. Minimal, sangat sesuai dengan kondisi Indonesia saat ini.

Olahraga tinju dapat mengikis budaya berani karena ramai, seperti yang seringkali dipertontonkan Indonesia selama ini. Sebut saja tawuran antarpelajar, bentrok antarklub motor atau antarkomunitas lainnya.

Budaya main keroyok, rasanya makin marak. Dimeriahkan pula di media massa dan jejaring sosial. Sebenarnya memalukan, ironis justru menyeruak rasa bangga. Kedunguan yang dipublikasikan dianggap sebagai prestasi.

Budaya menindas oranglain karena memiliki sejumlah massa, kuasa, solidaritas buta dan sebagainya menjadi khas di negeri ini. Budaya seperti ini harusnya dikikis habis. Mesti ada perubahan mainset yang sangat mendasar, bahwa walau sendiri tetap harus berani.

Apabila setiap anak berlatih tinju sejak dini, maka akan lahir ksatria di dalam dan luar ring. Mereka pun akan memiliki simpanan beladiri individual untuk menjaga kesehatan, melindungi oranglain, dan jiwa kompetisi yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini.

Tidak sekedar bisa menghantarkan tinju ke wajah oranglain, mereka yang berlatih tinju juga mendapat pengertian bahwa aturan keras bukan untuk melukai fisik apalagi hati oranglain.

Di luar negeri, kepalan tinju profesional selevel belati. Berarti meninju oranglain, hukumannya sama dengan menusuk. Bila aturan seperti ini berlaku di Indonesia, maka negeri ini dipadati pemuda berbadan tegap, jagoan, namun santun dan berjiwa sportif.

Tinju merupakan olahraga individual yang sarat pencapaian diri. Untuk sukses mesti latihan keras sendiri, shadow boxing sendiri, punching bag sendiri, lari sendiri, bertanding juga sendiri.

Bukan mengandalkan oranglain untuk meraih sesuatu, seperti dalam dunia politik di Indonesia, yang rela mati-matian mencari kambing hitam untuk mendapatkan kekuasaan, atau menyanjung-nyanjung sesepuh agar orang bersimpati dengan diri.

Olahraga tinju juga sangat potensial untuk menyerap kelebihan energi anak-anak muda. Sehingga mereka tidak sibuk membuang energinya dengan nongkrong tidak jelas, keluyuran di mall, balap liar, tawuran dan sejenisnya yang kini jadi lifestyle anak-anak muda.

Pengembangan olahraga tinju juga menjadi jawaban atas merajalelanya pembangunan yang mengikis ruang terbuka hijau, ruang yang dianggap sebagai penyalur energi anak-anak muda yang berlebih, untuk jogging, bersepeda, aerobic dan lainnya.

Olahraga tinju hanya butuh sedikit ruang untuk berlatih dan bertanding. Tetapi cukup menjadi wadah menyalurkan energi. Misalnya untuk jump role, sit up, push up, back up, shadow boxing dan bentuk latihan tinju lainnya.

Selain itu, olahraga tinju juga bisa mengembalikan budaya hidup sehat dan sportif yang mulai terkikis di negeri ini. Nampak dari sudah terbiasanya main sikut, serempet dan lainnya demi meraih prestasi. Kehilangan jiwa sportif ini mungkin terpupuk dari buruknya kesehatan fisik dan jiwanya.

Andaikan, generasi muda digenjot untuk latihan dan disiplin tinju, niscaya ketika mereka bekerja di berbagai disiplin ilmu, pondasinya sudah kokoh, yakni disiplin dan sportivitas. Kalaupun terpaksa harus adu otot, minimal hanya di atas ring secara jantan, satu lawan satu. Menang atau kalah tetap berpelukan. Badan sehat, jiwa pun stabil tidak dikungkung dendam dan tipu muslihat.

Lantaran semua serba sendiri, bukan berarti olahraga tinju tidak butuh oranglain. Petinju tetap butuh pelatih, promotor, tim medis, dan lainnya. Semuanya mesti sejalan setujuan, demi kesuksesan bersama.

Jangan kira pula, olahraga tinju tidak memiliki nilai solidaritas. Hal itu sudah nampak sejarah arena bertandingnya yang berbentuk kotak. Padahal namanya 'ring' yang merujuk pada lingkaran.

Dulu, ketika masih dianggap kegiatan ilegal, ring tinju masih berbentuk lingkaran manusia (penonton). Ketika ada razia, seketika mereka membaur, sehingga samarlah mana yang petinju atau penonton. Solidaritas yang tinggi.

Harmonisasi penonton dan atlet bersatu atas nama respek. Antarpenonton dan antaratlet hormat menghormati. Hal yang sangat mendasar olahraga tinju.

Tinju bukan sekedar adu keras pukulan, namun juga olah otak untuk menguras tenaga lawan, menahan pukulannya, strategi counter punch dan combo punch. (*)

Sunday, 10 April 2016

Hitam-Putih Pendidikan di Indonesia

KEPERGOKNYA penjual kunci jawaban Ujian Nasional (UN) di depan SMK Negeri 1 Pontianak, Kalbar, Senin (4/4) lalu, menambah sisi gelap pendidikan Indonesia. Apalagi jual beli ini juga melibatkan Kepala Sekolah (Kepsek) di Kabupaten Landak.

Kendati kunci jawaban yang diperjualbelikan itu hanya dua matapelajaran, yakni Bahasa Indonesia dan Geografi, sudah cukup menambah kekelaman pendidikan di negara yang membentang dari Sabang sampai Merauke ini.

Selama ini, hasil survei penilaian pendidikan internasional yang dilakukan setiap tiga tahun, sudah membuat insan pendidikan di Indonesia tertunduk malu.

Survei yang dilakukan Programme International Student Assessment (PISA) tersebut berulangkali mencatat nama Indonesia dalam kelompok peringkat terendah sejak 2000.

Penilaiannya melalui tes membaca, matematika dan ilmu alam terhadap sejumlah siswa yang berusia sekitar 15 tahun. Mereka dari sekolah di berbagai penjuru dunia. Tesnya memang nampak sederhana, tetapi selalu menempatkan Indonesia di garis 'degradasi'.

Berbagai analisa pun bermunculan. Kebanyakan pakar berpendapat, anak didik di Indonesia cenderung dimanjakan oleh proses pembelajaran. Apapun kurikulumnya, guru selalu mendominasi. Sedangkan anak didik mesti membeo saja.

Kuantitas jam belajar dinilai juga memengaruhi hasil memalukan ini. Di Indonesia, rata-rata jam belajarnya sekitar delapan jam. Bandingkan dengan di negara maju yang mencapai sekitar 14 jam.
Itu belum seberapa.

Di beberapa sekolah di Indonesia, khususnya di Kalbar, jam belajarnya hanya sekitar lima jam. Karena anak didik mesti bergantian menggunakan ruang kelas yang jumlahnya sangat terbatas.

Belum lagi, minimnya jumlah guru.
Berbagai kekurangan dalam sistem pendidikan, termasuk fasilitasnya ini, seringkali dijadikan kambing hitam rendahnya motivasi anak didik untuk belajar dan mengukir prestasi.

Hal ini ada benarnya. Lantaran anak didik cenderung membuang kejenuhannya dalam belajar dengan menjauhkan diri dari sekolah. Kafe-kafe, bahkan Tempat Hiburan Malam (THM) menjadi pilihannya untuk 'lari' dari rutinitas belajarnya.

Seburuk inikah pendidikan Indonesia? Jawabannya; Ya..bahkan lebih parah lagi, mengingat akrabnya dunia kaum intelek ini dengan kecurangan-kecurangan. Tetapi, ini hanya salah satu sisi koin pendidikan di Indonesia. Sisi koin lainnya justeru jauh bertolak belakang.

Ribuan anak didik Indonesia sibuk memperebutkan gelar terbaik di berbagai kejuaraan sains, mulai di tingkat kabupaten/kota, provinsi dan nasional, hingga ke taraf internasional.

Banyak juga putra-putri Indonesia berkesempatan mengenyam pendidikan di luar negeri melalui jalur beasiswa prestasi dan pertukaran pelajar setiap tahunnya.

Bahkan, mereka tidak sekedar menghabiskan waktu untuk sekolah di negeri orang, melain meraih penghargaan sebagai anak didik terbaik, mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.

Tidak dapat dimungkiri, Indonesia merupakan negara langganan juara olimpiade internasional. Hampir setiap kejuaraan akademis internasional, selalu menempatkan Indonesia dalam deretan juara.

Pernah juga seorang anak didik Indonesia mengikuti program pertukaran pelajar SMA ke Maryland dan mendapat Honor Roll (GPA 4 dari skala 4) untuk dua semester berturut-turut selama berada di sana.

Kemudian seorang mahasiswa Indonesia yang telah berhasil menyelesaikan studi program integrasi S2-S3 (normalnya diselesaikan dalam lima tahun) hanya dalam kurun 3,5 tahun di Korea Selatan.

Pendidikan di Indonesia memang laksana dua sisi koin. Satu sisi begitu kelam, tetapi di sisi lain begitu cemerlang. Keduanya tidak terpisahkan, sejalan seiring. Ironi, mengapa hal semacam ini bisa terjadi?.

Koin pendidikan ini merupakan bukti tidak meratanya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Anak didik yang berprestasi cenderung dari sekolah berkualitas, kebanyakan di Jawa. Hanya beberapa saja di pulau lainnya di Indonesia.

Kalau pun ada anak-anak daerah pelosok, terpencil, pedalaman dan perbatasan yang berprestasi, hanya kasuistik, karena kebetulan mendapat dukungan atau bimbingan dari pemerhati pendidikan yang didirikan pihak swasta atau pemerintah.

Sangat mustahil mereka bisa mengukir prestasi kalau hanya mengandalkan sekolahnya yang seperti 'belum merdeka', baik dari segi bangunan, fasilitas, maupun aksesnya. Memang ada upaya perbaikan, tetapi masih jauh dari kata merata.

Kesenjangan kualitas pendidikan antardaerah ini tentu menjadi Pekerjaan Rumah (PR) yang besar bagi pemerintah, lembaga pendidikan, guru dan orangtua. Solusi yang tepat tentu sangat diharapkan. Bukan malah kehabisan energi mengurus alat ukur untuk mengevaluasi, yakni UN.

Naskah UN, dengan pengawalan dan pengawasan yang ketat, berhasil didistribusikan hingga ke tangan anak didik. Seandainya hal serupa juga terjadi pada distribusi buku ajar dan pengajarnya, berikut fasilitas-fasilitas pendidikan, tentu tidak akan ada bedanya bersekolah di Jawa dengan di ujung negeri, sama-sama memiliki kualitas yang baik. (*)

Tuesday, 22 March 2016

Kegamangan

Tidak pernah terbayangkan sebelumnya, bahwa pahlawan luar biasa (superhero) melawan superhero, yang salah seorang di antaranya tidak dalam 'pengaruh jahat'. Tetapi begitulah yang terjadi dalam Batman v Superman: Dawn of Justice.

Film Amerika bergenre superhero, aksi, dan fantasi yang akan ditayangkan di bioskop pada 25 Maret 2016 ini disutradarai Zack Snyder. Mengisahkan konflik antara Batman (Ben Affleck) dengan Superman (Henry Cavill).

Takut tindakan superhero seperti dewa (Superman) dibiarkan, 'Si Pemilik Kota Gotham' yang tangguh dan doyan main hakim sendiri (Batman), mengambil alih Kota Metropolis. Manusia Kelelawar ini hadir sebagai penyelamat modern, bersaing dengan pahlawan dengan huruf 'S' di dadanya, 'Si Pemilik' Kota Metropolis.

Kendati sama-sama menegakkan keadilan, Batman dan Superman sibuk berperang satu sama lain. Tujuannya, sudah pasti ingin menunjukkan siapa yang layak atau pantas menjadi pahlawan. Lantaran kala itu, dunia sedang bergulat tentang pahlawan seperti apa yang benar-benar mereka butuhkan.

Di tengah perperangan kedua superhero ini. Sudah dipastikan, ancaman baru datang dengan cepat, menempatkan umat manusia dalam bahaya yang lebih besar dari yang pernah dikenal sebelumnya. 'Gajah bertarung dengan gajah, tikus pun melenggang kangkung', demikian kurang lebih istilahnya.

Kisah yang menarik dan unik. Lantaran superhero yang 'di dunianya' masing-masing, sama-sama memiliki musuh yang tidak kunjung binasa, The Joker dan Lex Luthor, bukan saling menolong, malah bertarung satu sama lain.

Sudah pasti, masyarakat tidak sabar ingin menyaksikan film penuh aksi ini. Belum lagi 'kehadiran' Wonder Women yang selama ini hanya muncul dalam komik atau film kartun.

Dari berbagai sinopsisnya, dapat digambarkan bahwa Film Batman v Superman: Dawn of Justice ini menceritakan kegamangan umat manusia tentang pahlawan seperti apa yang mereka butuhkan sebenarnya. Pahlawan seperti apa yang benar-benar layak menegakkan keadilan.

Hebat. Film ini seolah-olah mewakili kondisi riil di dunia nyata saat ini, terutama di Indonesia. Siapa penegak atau pembela keadilan yang dibutuhkan atau pantas bagi rakyat Indonesia?.

'Perselisihan' Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) beberapa waktu lalu, lebih top dengan istilan 'Buaya Vs Cicak', sudah cukup mewakili kegamangan akan keadilan itu, siapa yang layak atau pantas disebut penegak atau pembela keadilan.

Kegamangan ini muncul, lantaran makna keadilan itu yang belum terwujud sebagaimana mestinya. Menurut Aristoteles, keadilan adalah kelayakan tindakan manusia. Kelayakan atau kepantasan ini diartikan sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit.

Kedua ujung ekstrem ini menyangkut dua orang atau benda. Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan, maka masing-masing orang harus memperoleh benda atau hasil yang sama, kalau tidak sama, maka masing-masing orang akan menerima bagian yang tidak sama. Sedangkan pelangggaran terhadap proporsi tersebut disebut tidak adil.

Keadilan oleh Plato diproyeksikan pada diri manusia. Sehingga yang dikatakan adil adalah orang yang mengendalikan diri dan perasaannya dikendalikan oleh akal.

Sementara Socrates memproyeksikan keadilan pada pemerintahan. Menurutnya, keadilan akan tercipta bilamana warga Negara sudah merasakan bahwa pemerintah sudah melakukan tugasnya dengan baik. Sebab pemerintah adalah pimpinan pokok yang menentukan dinamika masyarakat.

Sedangkan menurut Kong Hu Cu, keadilan terjadi apabila anak sebagai anak, bila ayah sebagai ayah, bila raja sebagai raja, masing-masing telah melaksanakan kewajibannya. Pendapat ini terbatas pada nilai-nilai tertentu yang sudah diyakini atau disepakati.

Menurut pendapat yang lebih umum, keadilan itu pengakuan dan pelakuan yang seimbang antara hak-hak dan kewajiban. Sehingga keadilan terletak pada keharmonisan menuntut hak dan menjalankan kewajiban.

Dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi haknya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama.

Guna melenyapkan kegamangan dalam keadilan, sudah pasti mesti dipahami bahwa keadilan itu memberikan kebenaran, ketegasan dan suatu jalan tengah dari berbagai persoalan, juga tidak memihak kepada siapapun.

Setiap manusia berhak untuk mendapatkan keadilan yang seadil-adilnya sesuai dengan kebijakannya masing-masing. Untuk mewujudkannya, tentu harus menyadari bahwa hak dan kewajiban sama-sama untuk menciptakan keadilan.

Untuk mewujudkan keadilan ini sudah pasti, didasari pada sikap. Kalau berkaitan dengan sikap, sudah pasti memerlukan pembiasaan. Sehingga perlu dipupuk perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.

Selain itu, adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak oranglain. Suka memberi pertolongan kepada orang yang memerlukan, serta suka bekerja keras.

Terpenting, menghargai hasil karya oranglain yang bermanfaat untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama. Setidaknya, sikap menghargai ini, tidak akan membuat para penegak atau pembela keadilan berbuat laksana Batman dan Superman, bersaing secara 'tidak sehat' untuk dianggap layak atau diakui. (*)

Saturday, 27 February 2016

Sistem Sel

"Mereka ada di mana-mana". Kalimat ini keluar spontan dari mulut seorang ibu rumah tangga yang sedang menyaksikan pemulangan warga eks Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di layar kaca.

Pemulangan warga eks Gafatar yang dilakukan beberapa kabupaten/kota di Kalbar, memang membuat sebagian besar warga terperanjat. Bagaimana bisa di dalam "senyap" mereka begitu cepat menyebar.

Bila melihat sebarannya di Kalbar, sangat jelas kalau organisasi Gafatar dibangun menggunakan sistem sel. Masing-masing selnya independen. Misalnya kelompok di Kabupaten Mempawah terpisah manajemen dengan yang di Kayong Utara, begitu pula dengan lainnya.

Kendati independen, sel-sel Gafatar tersebut sangat sinergis antara satu dengan lainnya. Sehingga terbentuk suatu jaringan yang sangat terstruktur. Apabila ada sel yang rusak, segera diperbaiki dan digantinya dengan yang baru.

Satu sel setidaknya terdapat dua hingga enam gembala yang mengatur sekitar 40 Kepala Keluarga (KK). Sel tersebut terus mengembangkan diri, sejak terbentuk hingga sekarang.

Bila melihat masa sepak terjangnya sejak masih bernama al-Qiyadah al-Islamiyah, pemimpin tertinggi Gafatar diperkirakan sudah memiliki 12 sel yang membawahi 114 sel yang membawahi 1.368 sel.

Sehingga dapat diperkirakan, jumlah kader aktif Gafatar telah mencapai 7.470 orang, belum termasuk kader pasif yang terus bergerak membentuk sel dan melakukan improvisasi. Kalau ditotalkan, patut diduga anggotanya berkisaran 40.000 hingga 60.000 orang.

Dari berbagai informasi yang dihimpun, tidak seorang pun dari orang-orang yang mengaku eks Gafatar di Kalbar ini mau menceritakan bagaimana mereka bisa menyebar dengan sangat terorganisir.

Mereka selalu berdalih hanya datang untuk berkebun dan bertani dengan uang sendiri, mengubah hidup atau turut membangun Kalbar.

Bisa jadi orang-orang yang mengaku sudah keluar dari Gafatar ini benar-benar tidak mengetahui organisasi yang diikutinya itu, dalam artian mereka ini sebagai korban. Tetapi, kemungkinan besar, memang belum saatnya mereka diberitahu. Pasalnya, masih pada fase hijrah (berpindah).

Mereka memasuki fase berpindah, karena mereka meninggalkan tempat asalnya, termasuk segala hal yang dimiliki -kecuali anak- untuk pindah dan menetap di tempat yang baru. Hal ini dapat dilihat dari kasus hilangnya dokter Rica dan anaknya.

Sebelum masuk ke fase "berpindah" ini, para anggota Gafatar tentu telah menjalani fase-fase sebelumnya. Di antaranya masuk dan belajar secara rahasia dan inklusif.

Pola rahasia seperti ini sudah pasti sangat memikat bagi kalangan terpelajar yang haus agama, tetapi tidak memiliki dasar agama sama sekali. Mereka dapat belajar "agama" di Gafatar tanpa harus malu atas statusnya sebagai orang terpelajar.

Setelah tiba saatnya, mereka pun memasuki fase berpindah. Saat masuk tempat baru, mereka memakai "topeng" Organisasi Kemasyarakat (Ormas), audensi ke sana kemari. Kemudian mereka tinggal dalam satu kamp dan "menutup diri".

Kalaupun mereka bergaul dengan warga lainnya, hanya kamuflase. Sama seperti yang mereka lakukan ketika menggelar berbagai kegiatan bakti sosial. Tetapi dalam setiap kesempatan selalu menegaskan kalau "Indonesia belum merdeka", seolah mengajak melakukan pemberontakan.

Kamuflase gerakan mereka ini cukup mumpuni. Sehingga tidak ada yang "mempertanyakan" untuk apa mereka sampai harus pindah seperti warga yang mengikuti program transmigrasi, meninggalkan keluarga, pekerjaan yang sudah mapan hanya untuk bertani dan lainnya.

Pada fase kepindahannya di Kalbar. Keberadaan mereka terkuak, menyusul banyaknya kasus orang hilang di beberapa daerah di Indonesia. Cukup menenangkan, lantaran mereka belum sempat masuk ke fase berikutnya, yakni perang. (*)

Invasi Drama Turki

Masih belum lekang di ingatan, bagaimana serial kartun Jepang menguasai hari-hari anak Indonesia. Disusul pula gencarnya drama Korea yang meracuni muda-mudi, serta roman India yang menghiasi hidup pasangan yang dimabuk cinta.
Nampaknya, televisi Indonesia tidak pernah kehabisan akal untuk mendongkrak rating-nya. Mengimpor drama-drama Turki jadi pilihan yang 'sangat tepat' saat ini. Anak-anak, muda-mudi, ibu-ibu bahkan bapak-bapak sampai kakek-nenek pun hanyut dalam kisah-kisah negara di dua benua itu.
Invasi drama Turki memang yang paling parah dibandingkan film impor lainnya (yang kini mencoba untuk 'bangkit' melalui Baal Veer, Uttaran dan Veera). Tidak tanggung-tanggung, empat channel televisi swasta Indonesia yang menayangkan drama Turki.
Dari sekian banyak drama Turki yang tayang di televisi Indonesia, kebanyakan begitu lekat di masyarakat. Di antaranya Abad Kejayaan, Ertugul, Cansu dan Hazal, Syehrazat, Cinta Elif, Antara Nur dan Dia, Cinta di Musim Cherry, Efsun dan Bahar, belum lagi Fatmagul dan masih banyak lagi. Invasi drama Turki nampaknya belum berakhir. Sehingga memunculkan pertanyaan begitu mendasar, mengapa drama Turki begitu digemari masyarakat Indonesia?. Menyisihkan telenovela Mexico, drama Korea, India, bahkan kartun Jepang.
Setidaknya terdapat beberapa faktor yang menyebabkan drama Turki begitu digandrungi secara lebih luas dibandingkan drama-drama lainnya. Di antaranya, unsur kedekatan budaya.
Dibandingkan Jepang, Korea dan India, budaya di Turki hampir mirip dengan budaya di Indonesia. Setting tempat dramanya juga mirip, baik screen di alam bebas, maupun dalam ruangannya.
Konflik dalam drama Turki juga mirip dengan yang dialami masyarakat Indonesia. Bahkan kisah-kisahnya itu Indonesia banget. Misalnya, tentang perebutan cinta, kasih sayang, harta, penuh intrik dan dilema.
Faktor lainnya, pangsa pasar dari drama Turki ini sangat jelas ibu-ibu. Kemudian ditayangkan dengan durasi yang cukup panjang setiap hari, pagi, siang sore dan malam. Alhasil, remote televisi pun tidak akan lepas dari tangan ibu-ibu.
Lantaran remote televisi dikuasai "Sang Ratu" di rumah, otomatis anak dan suami, bahkan pembantu dan tamu, mau tidak mau juga ikut menonton drama Turki. Sudah mahfum, sangat gampang bagi ibu-ibu menularkan hobinya ke seisi rumah. Mudah-mudahan positif.
Pemain yang rupawan juga menjadi salah satu faktor mengapa drama Turki menjadi sangat digemari di Indonesia. Cowoknya laki banget, macho, lengkap dengan brewoknya yang ciamis, sedangkan ceweknya primadona.
Belum lagi nama-nama figur dalam drama Turki begitu mudah disebut dan diingat. Lantaran mirip dengan nama-nama Indonesia. Misalnya, Elif, Aisye, Aliye, Zeyneb, Selim, yang kemudian dialihsuarakan dalam bahasa Indonesia menjadi Aisyah, Aliyah, Zaenab, dan Salim. Silakan bandingkan dengan nama-nama dalam drama Korea.
Faktor lainnya, terkait gambarnya yang Full HD serta tokoh-tokohnya yang begitu berkarakter walau cuma figuran. Semuanya menjadi daya tersendiri bagi drama Turki dibandingkan lainnya, apalagi bila disandingkan dengan sinetron Indonesia.
Invasi drama Turki ini hendaknya menjadi pembelajaran tentang apa dan bagaimana keinginan masyarakat Indonesia. Bukan semata ikut terlena dengan buaiannya. Apalagi berupaya untuk membencinya.
Suksesnya invasi drama Turki ini menunjukkan masyarakat Indonesia haus akan hiburan yang begitu 'dekat' dengannya. Bukan hiburan yang membuatnya harus menukar budayanya dengan budaya asing yang sangat berbeda.
Invasi drama Turki juga menunjukkan betapa kuatnya pangsa yang mereka sasar, yakni ibu-ibu. Melalui hobi ibu-ibu, kalangan lainnya menjadi mudah 'terpanah', cepat atau lambat.
Sekali lagi ibu-ibu 'memamerkan' perannya yang begitu strategis. Bukan semata dalam pembangunan di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, budaya dan lainnya, tetapi juga di dunia hiburan. Sangat lucu kalau pemerintah mengabaikan peran ibu-ibu dalam kebijakan-kebijakannya. (*)

Sunday, 21 February 2016

Jenggot Naga

Replika Naga yang sudah dibuat seindah mungkin, tidak bisa langsung diarak keliling kota atau kampung. Kecuali setelah ritual Naga Buka Mata pada hari ke-13 Imlek.

Ritual Naga Buka Mata dimulai dengan pembacaan mantra-matra oleh Lauya. Dilanjutkan dengan menulis mantra dengan kuas dan tinta di bagian kepala dan ekor Naga.

Kemudian Lauya membakar satu batang dupa dan memercikkan air yang sudah dimantrai ke Naga. Inilah simbol bahwa mata Naga telah dibuka dan siap untuk diarak.

Mata terbuka, Naga pun diarak menuju Panggung Kehormatan. Selama perjalanan, berbagai lokasi dikunjunginya. Saat itu, warga Tionghoa berjubel untuk menyaksikannya.

Tontonan gratis yang menakjubkan. Berpuluh-puluh atau bahkan ratusan kamera selular mengarah ke Naga. Tentunya tidak ketinggalan orang-orang yang selfie. Maklum saja, momen langka ini hanya satu tahun sekali.

Antusias warga Tionghoa menyaksikan ritual Naga Buka Mata hingga diarak, bukan sekedar untuk menikmati hiburan. Tetapi lebih dari itu. Mereka sangat berharap mendapatkan Jenggot Naga, walaupun harus berdesak-desakan.

Ya...Jenggot Naga memang menjadi target utama warga Tionghoa yang menyaksikan ritual Naga Buka Mata atau arakan Naga. Jenggot tersebut terbuat dari benang wol warna merah.

Seutas Jenggot saja sudah sangat berharga. Lantaran warga memercayainya sebagai pembawa berkah, mendatangkan rezeki yang melimpah, menjaga kesehatan dan keselamatan.

Jenggot yang diperebutkan warga tersebut dari Naga yang sudah menjalani Ritual Buka Mata. Sengaja digunting untuk dibagi-bagikan kepada warga. Tidak mengherankan warga rela meluangkan waktu dan berdesak-desakan untuk mendapatkannya.

Setelah mendapatkan Jenggot Naga, warga Tionghoa akan menempatkannya di lengan, menyimpannya di kendaraan atau lainnya. Dengan begitu, mereka yakin akan mendapat rezeki melimpah sepanjang tahun.

Keyakinan seperti ini merupakan salah satu "pendorong" bagi warga Tionghoa untuk bekerja lebih keras lagi sesuai dengan pekerjaan atau profesinya masing-masing.

Budaya yang menghasilkan sugesti untuk bekerja lebih keras ini, tentunya hanya di kalangan Tionghoa. Etnis lain belum tentu menerimanya atau bahkan menolaknya. Apalagi kalau dikaitkan dengan ajaran-ajaran agama tertentu.

Kepercayaannya memang hanya untuk warga Tionghoa. Tetapi nilai-nilai positifnya merupakan milik semua warga negara Indonesia, yakni bekerja keras untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik.

Bukan hanya warga Tionghoa yang membutuhkan Jenggot Naga untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik. Warga lainnya di Indonesia juga membutuhkan "Jenggot Naga". Tentunya dalam artian yang berbeda.

Bangsa Indonesia membutuhkan sugesti untuk menjadikannya bekerja keras dalam meraih kejayaan. Tidak harus Jenggot Naga dalam pengertian yang dipahami warga Tionghoa.

Sangat mendambakan "Jenggot Naga" hendaknya benar-benar merasuk dalam diri setiap individu di negeri ini. Sehingga sepanjang Tahun Monyet yang membutuhkan kegesitan, bangsa ini merasa sangat terdorong untuk meraih kejayaan dan kemajuan.

Memang semuanya akan mengalir seperti air. Tetapi alirannya haruslah deras. Agar alirannya deras, tentu membutuhkan "Jenggot Naga", sesuatu pendorong, sugesti dan semacamnya yang membudaya. (*)

BTC

Doge

LTC

BCH

DASH

Tokens

SAMPAI JUMPA LAGI

SEMOGA ANDA MEMPEROLEH SESUATU YANG BERGUNA