DALAM sejarah panjang sepakbola Indonesia klub-klub sepakbola Indonesia biasanya tidak memberikan durasi kontrak lebih.
Dengan pendekatan seperti itu, selain menyebabkan langkanya bursa transfer pemain, berprofesi menjadi pemain sepakbola profesional di Indonesia juga tergolong riskan.
Bagaimana tidak, jika seorang pemain sepakbola tidak mampu tampil maksimal dalam satu musim kompetisi, dirinya terancam menganggur pada musim kompetisi berikutnya.
Meski demikian, tidak sedikit masyarakat Indonesia yang memilih menggantungkan kehidupannya lewat sepakbola.
Adalah bayaran menggiurkan yang menjadi salah satu penyebabnya. Gelontoran fulus dalam jumlah yang besar membuat orang-orang tetap berlomba untuk menjadi pesepakbola terbaik di tanah air.
Di level Asia Tenggara, pemain-pemain sepakbola Indonesia memang tergolong memiliki gaji yang paling tinggi.
Bagi seorang pemain sepakbola di Indonesia, terutama yang berkompetisi di level teratas, mendapatkan uang puluhan juta rupiah dalam satu bulan bukan hal yang sulit.
Bahkan, bagi pemain yang berlabel bintang, mereka dapat dengan mudah menghasilkan Rp45,18 juta, pendapatan rata-rata masyarakat Indonesia selama satu tahun berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), dalam waktu satu bulan.
Selain itu, beberapa pemain Indonesia terutama yang memiliki nilai jual tinggi juga mampu mempunyai penghasilan jauh lebih tinggi saat berkarier di luar negeri.
Lalu, sepanjang sejarah pesepakbola Indonesia, siapa saja pemain Indonesia yang memiliki bayaran selangit baik saat berkarir di dalam maupun di luar negeri?
Berikut beberapa di antaranya:
BAMBANG PAMUNGKAS
Pemain jebolan Dikklat Salatiga ini pernah mendapatkan bayaran Rp1,3 miliar per tahun saat dikontrak Persija beberapa tahun lalu.
Hal ini terjadi karena Bep -sapaan akrab Bambang Pamungkas- merupakan salah satu komoditas langka di kancah sepakbola Indonesia.
Sebagai seorang penyerang dia tergolong haus gol. Pernah beberapa kali menjadi top skorer Liga Indonesia dan hingga sekarang masih menjadi top skorer timnas Indonesia.
Ia pun memiliki daya jual yang paling tinggi di antara para pesepakbola Indonesia lainnya, dan membuatnya tidak jarang menjadi bintang iklan di televisi.
Perlu diketahui, saat Bepe menjadi salah satu olahragawan termahal di Indonesia, bayarannya jauh lebih besar daripada Lee Chong Wei, mantan pebulutangkis terbaik dunia asal Malaysia. Saat itu Chong Wei “hanya” menerima bayaran sebesar Rp925 juta selama satu tahun.
ISMED SOFYAN
Konon, full-back merupakan posisi “buangan” dalam sepakbola. Apabila seorang pesepakbola tidak cukup tinggi untuk menjadi seorang bek tengah, tidak cukup cepat untuk menjadi pemain sayap, atau tidak cukup kreatif untuk menjadi pemain tengah, dirinya biasanya akan dijadikan seorang full-back.
Meski demikian, seiring dengan terus berevolusinya sepakbola, posisi full-back menjadi semakin krusial belakangan ini.
Lancar atau tidaknya formasi 4-2-3-1, pakem yang masih menjadi tren di sepakbola modern, biasanya tergantung dari kinerja para full-back-nya.
Meski sepakbola Indonesia jauh tertinggal dari negara-negara lainnya, baik negara-negara Eropa maupun negara Asia lainnya, Indonesia pernah dan masih memiliki seorang full-back yang tergolong hebat. Namanya Ismed Sofyan.
Ia mempunyai akurasi umpan silang yang ciamik, cepat dalam berlari, dan sama baiknya dalam menyerang maupun bertahan.
Pada masa jayanya Ismed pernah mendapatkan bayaran Rp1,2 miliar per tahun dari Persija Jakarta, menjadikannya seorang full-back termahal di tanah air.
CRISTIAN GONZALES
Kecuali performanya di Indonesia Soccer Championship (ISC) baru-baru ini, ada satu fakta penting menyoal karier Cristian Gonzales, penyerang naturalisasi asal Uruguay, di Indonesia
Di mana pun dirinya bermain, selalu berada dalam daftar pencetak gol terbanyak dalam setiap gelaran Liga Indonesia.
Baik saat tampil bersama PSM Makassar, Persik Kediri, Persib Bandung, maupun Arema, El Loco, julukan Cristian Gonzales, selalu rajin mencetak gol.
Direktur Utama PT Gelora Trisula Semesta, Djoko Driyono, , penyelenggara ISC mengatakan bahwa Critian Gonzales bersama Juan Belencoso, bomber asing Persib, merupakan pemain dengan bayaran tertinggi di ISC saat ini. Jumlahnya tidak disebutkan.
Tetapi mengingat Arema mendaftarkan El Loco sebagai marquee player atau pemain bintang, di mana dirinya mempunyai dampak komersial bagi tim, sepanjang ISC, bayarannya mungkin berada dalam kisaran Rp1 hingga 2 miliar.
Saat dikontrak Persib, kabarnya, Gonzales mendapatkan kontrak senilai Rp 1,2 miliar. Berhubung itu adalah nilai kontrak beberapa tahun yang lalu, bisa dibayangkan nilai kontraknya dengan Arema saat ini mungkin lebih tinggi lagi. Sebuah nilai yang tentunya sangat luar biasa untuk pemain yang tak lagi muda!
ANDIK VERMANSYAH
Banyak kenangan buruk yang akan didapatkan saat mengingat kiprah Timnas Indonesia dalam gelaran Piala AFF 2012 lalu.
Namun, jika kita ingin mencari kenangan manis kiprah Indonesia di ajang paling bergengsi di Asia Tenggara tersebut, kita tidak boleh melupakan gol indah Andik Vermansyah, pemain sayap Indonesia, ke gawang Singapura.
Menariknya, gol Andik tersebut tidak hanya membuat namanya semakin dikenal para pemadat sepakbola Indonesia. Gol tersebut juga membuat karier Andik terus melonjak, membuatnya menjadi idola baru di Malaysia.
Pada 2013 lalu Andik dikontrak Selangor, salah satu tim mapan di Malaysia, dengan bayaran Rp1,6 miliar selama setahun.
Karena dia kemudian berhasil menjadi pujaan anyar penggemar Selangor, nilai kontraknya dinaikkan menjadi Rp2 miliar setahun kemudian.
Selain itu, peran signifikan Andik di atas lapangan juga membuat Selangor disegani di Malaysia. Selangor berhasil dibawanya menjadi runner-up Liga Super Malaysia dan Piala Malaysia 2015.
Dengan prestasi semacam itu, untuk tetap menjaganya agar tidak pindah klub, Selangor kemudian memberinya kontrak baru, selama dua tahun, dengan bayaran yang jauh lebih tinggi pada 2015 lalu: per tahun Andik mendapatkan bayaran sebesar Rp3 miliar.
Belum lagi Andik memiliki beberapa sumber penghasilan lain yang lumayan. Ia beberapa kali menjadi bintang iklan, yang rata-rata memberikannya tambahan pemasukan Rp500 juta hingga Rp1 miliar.
Ia juga memiliki kontrak eksklusif bersama Nike Malaysia, yang sayangnya tidak diungkap nilainya. Andik juga memiliki kerja sama dengan pengusaha lokal yang membuka lapangan futsal dengan label Andik Futsal, yang membuatnya mendapatkan hak komersial atas penggunaan namanya.
Mengingat Andik masih berusia 24 tahun pada saat ini, sepertinya dia akan terus berlari untuk terus menjadi salah satu pesepakbola Indonesia dengan bayaran termahal sepanjang sejarah.
IRFAN BACHDIM
Pascatampil bagus di AFF Suzuki Cup 2010, Irfan Bachdim berhasil menjadi idola baru publik sepakbola Indonesia.
Persema Malang kemudian rela menguras brankas uangnya untuk menggunakan jasa Bachdim. Sayangnya, nilai kontrak Bachdim yang jauh lebih besar dari Rp480 juta, batasan nilai kontrak tertinggi untuk pemain yang diberlakukan Persema, membuat klub Malang tersebut kesulitan untuk mempertahankannya.
Persema bahkan terpaksa menunggak gaji pemain berparas rupawan tersebut selama berbulan-bulan. Tidak mendapatkan kejelasan gaji yang ditunggak, Bachdim kemudian pindah ke Chonburi, salah satu klub mapan asal Thailand.
Saat ini Bachdim tergabung bersama Consadole Sapporo, salah satu kontestan divisi dua liga Jepang. Meski Bachdim jarang bermain, di sana dirinya juga mendapatkan bayaran yang menggiurkan.
Dia mendapatkan nilai kontrak dengan kisaran yang tidak jauh berbeda saat berseragam Ventforet Kofu, klub Bachdim sebelumnya. Di Ventforet Kofu, Bachdim mendapatkan bayaran sebesar 1,2 miliar rupiah dalam setahun.
VICTOR IGBONEFO
Arema Cronus adalah salah satu klub yang tergolong kaya di Indonesia. Hampir setiap musim kompetisi mereka mampu mendatangkan pemain-pemain bintang, baik asing maupun lokal, dengan gaji yang cukup besar.
Jika pada masa lalu ada nama-nama seperti Gustavo Lopez dan Beto Gonzalves, di ISC musim ini Arema memiliki Cristian Gonzales, Esteban Viscarra, hingga Raphael Maitimo yang tak mungkin dibayar murah. Meski demikian, seperti klub Indonesia kebanyakan, Arema juga pernah mengalami kesulitan membayar gaji para pemainnya.
Menjelang ISL tahun 2015 Arema berani membayar Viktor Igbonefo, bek tengah naturaliasi, sebesar Rp1,5 miliar untuk setahun.
Namun, karena ISL 2015 akhirnya berhenti di tengah jalan, dan karena gaji mahalnya, Arema kemudian rela membiarkan Igbonefo pergi.
Salah satu bek tengah andalan timnas tersebut kemudian memilih melanjutkan kariernya di Thailand. Setelah sempat bermain bersama Osotspa dengan status pinjaman, kini Igbonefo bermain secara reguler bersama Navy FC.
Sumber: