Friday, 9 April 2010
Jangan Hina Indonesia
PONTIANAK. Seluruh lapisan masyarakat termasuk kaum intelektual di perguruan tinggi hendaknya tidak menghina Indonesia dengan mengecam lambang-lambang negara, termasuk di antaranya presiden, bendera dan lainnya.
"Kalau terdapat banyak kesalahan di pemerintahan, tunjukkan kesalahan itu dan berikan solusinya, bukan lantas memberikan kecaman kepada lambang negara," kata Prof Dodi Nandika, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) dalam kuliah umumnya di Rektorat Untan Pontianak, Rabu (7/4).
Pernyataan Dodi tersebut terkait berbagai kejadian akhir-akhir ini di Indonesia, di mana seringkali terjadi kecaman-kecaman yang dilakukan beberapa pihak termasuk mahasiswa yang melakukan demontrasi disertai hinaan kepada lambang-lambang negara.
Fenomena tersebut menunjukkan semakin melemahnya aspek The of Power Education (Kekuatan Pendidikan). Hal inilah yang perlu diwaspadai bersama demi keutuhan bangsa Indonesia.
Dodi menjelaskan, The Power of Education itu terdiri atas tujuh aspek, yakni pembentukan akhlak/karakter/kepribadian bangsa, wawasan kebangsaan, penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek), kreativitas dan kemampuan apresiasi, kualitas jasmani dan produktivitas, daya saing serta ketahanan nasional.
Di tempat yang sama, Dosen Untan Pontianak, Prof Aunurrahman menilai karakter bangsa memang mulai memudar. Hal tersebut dapat dilihat sering terjadi konflik berkepanjangan di berbagai tempat.
Belum lagi semakin meningkatnya perkelahian massal antarpelajar dan mahasiswa. "Meningkatnya tindakan kekerasan juga menunjukkan kalau karakter bangsa semakin pudar," kata Aunurrahman.
Dia juga mengungkapkan, kalau karakter bangsa semakin memudar dapat dilihat dari semakin menipisnya nilai-nilai kebersamaan dan kepedulian, semakin lemahnya rasa malu, pudarnya tanggungjawab, terkikisnya keberpihak pada nilai-nilai kebenaran dan lainnya.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, kata Aunurrahman, tentunya mengharapkan peran perguruan tinggi. Tetapi, di tubuh perguruan tinggi sendiri dihadapkan pada berbagai masalah.
Permasalahan yang dimaksudkan Aurnurrahman tersebut di antaranya terkait kredibilitas (nama baik) diri para akademisi semakin menurun, karena banyaknya penjiplakan karya-karya ilmiah.
Selain itu, di perguruan tinggi juga semakin meningkat ucapan dan tindakan yang tidak jujur. Di tambah lagi, semakin meningkatnya perkelahian massal antarmahasiswa, seperti yang terjadi baru-baru ini.
Permasalahan-permasalahan di perguruan tinggi tersebut, menurut Aunurrahman, tentunya akibat krisis moral. "Kita tidak boleh berpikiran kalau krisis moral suatu waktu akan berhenti," ingatnya.
Dia mengatakan, perlu dilakukan tindakan-tindakan nyata guna mengikis krisis moral di perguruan tinggi tersebut. Di antaranya dengan memperbanyak kajian-kajian, merevitalisasi rambu-rambu kegiatan kemahasiswaan serta memperbanyak dialog dan lainnya. (*)
No Response to "Jangan Hina Indonesia"
Leave A Reply