Thursday, 12 May 2011

Membaca Belum Membudaya di Masyarakat

Posted on 05:10 by Mordiadi

SINGKAWANG. Dibandingkan negara-negara maju seperti di Eropa dan lainnya, budaya membaca di Indonesia, termasuk di Kota Singkawang masih sangat rendah. Sehingga dibutuhkan kerja keras agar membaca itu menjadi membudaya.

"Harus kita akui, minat membaca di negara kita ini masih belum membudaya. Tetapi, tidak ada kata terlambat bagi kita untuk memulainya," kata Dr Hasan Karman, Walikota Singkawang ditemui di Hotel Dangau Singkawang, baru-baru ini.

Untuk memulai membudayakan membaca itu, menurut Hasan, tentunya harus dimulai dari keluarga. "Minat membaca harus ditumbuhkan sejak dini, melalui teladan dari orangtua terhadap anak-anaknya. Karena orangtualah yang mengajar anak-anaknya seperti mengenal huruf atau lainnya," katanya.

Menurut dia, setelah di keluarga tentunya melalui sekolah. Tetapi tentunya untuk menumbuhkan minat membaca tidak bisa hanya mengandalkan sekolah, karena waktu anak lebih banyak di luar sekolah.

Olehkarenanya, tambah dia, masyarakat juga harus berperan aktif untuk membudayakan membaca ini. Termasuk para Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), instansi-instansi vertikal, pihak swasta, organisasi kemasyarakatan, yayasan dan lainnya.

"Pemerintah sudah mencanangkan Gerakan Singkawang Membaca (GSM), hendaknya ini didukung semua pihak. Saya mendapat respon baik dari beberapa kalangan, di mana mereka akan menyumbangkan buku-buku ke perpustakaan," ungkap Hasan.

Belum membudayanya minat membaca ini memang mau tidak mau harus diakui. Berdasarkan jumlah pengunjung Perpustakaan Daerah Kota Singkawang masih jauh dari yang diharapkan.

Pada 2009, jumlah pengunjung di Perpustakaan Daerah Kota Singkawang hanya sekitar 3.306 orang, terdiri atas 444 pelajar, 753 mahasiswa dan 2.109 masyarakat umum. Berarti jumlah pengunjung perpustakaan rata-rata hanya 9 hingga 10 orang per hari. Padahal jumlah bukunya mencapai sekitar 8.390 eksemplar dengan berbagai jenis dan judul buku.

Jumlah pengunjung tersebut pun hanya bersifat sporadis, dalam artian bukan sebagai member atau anggota. Pada 2009, Perpustakaan Daerah Kota Singkawang hanya menerima 358 pendaftaran anggota baru, terdiri atas 86 pelajar, 76 mahasiswa dan 196 masyarakat umum.

Menurut Walikota Hasan Karman, selain dikarenakan minat membaca masyarakat yang kurang, rendahnya jumlah pengunjung ke perpustakaan tersebut dimungkin karena minimnya jumlah pustakawan. Pengelolaannya masih ditangani staf-staf yang tentunya kurang profesional.

Keberadaan pustakawan ini sangat penting, karena untuk mengelola perpustakaan juga diperlukan kiat-kiat atau terobosan. Pemerintah sudah berupaya menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga pendidikan, pusat perbukuan, penerbit, toko buku, media cetak dan organisasi kemasyarakatan untuk mengembangkan perpustakaan.

Dia juga mengharapkan peran masyarakat untuk mendorong minat membaca di masyarakat, misalnya dengan menciptakan ruang perpustakaan yang nyaman agar pengunjung merasa betah.

Kelengkapan koleksi buku, juga hendaknya menjadi perhatian pengelola perpustakaan dan harus selalu di update, agar kaya informasi dan ilmu pengetahuan.

Perpustakaan dituntut untuk tetap menjaga eksistensinya sebagai tempat membaca dan menghadirkan suasana yang nyaman di tengah hiruk pikuk kehidupan dan masalah-masalahan yang selalu menghampiri masyarakat. (*)

No Response to "Membaca Belum Membudaya di Masyarakat"

Leave A Reply

BTC

Doge

LTC

BCH

DASH

Tokens

SAMPAI JUMPA LAGI

SEMOGA ANDA MEMPEROLEH SESUATU YANG BERGUNA