Thursday, 12 May 2011
Sungai Naram Hulu Diduga Tercemar Mercury
Posted on 05:26 by Mordiadi
Sungai Naram Hulu, Singkawang |
SINGKAWANG. Sejak tujuh bulan silam, air Sungai Naram Hulu, Kelurahan Sungai Naram yang berbatasan dengan Kelurahan Bukit Batu keruh dan menyebabkan gatal-gatal pada kulit. Diduga tercemar mercury dari aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Pajintan.
"Biasa kulit kita gatal-gatal, tetapi mau diapakan lagi, karena tidak ada pilihan lain," kata Eli, salah seorang Warga Sungai Naram Hulu ditemui wartawan di sela kesibukannya mencuci pakaian di sungai tersebut, Senin (9/5).
Ibu rumah tangga dua anak ini mengungkapkan, air Sungai Naram Hulu merupakan satu-satunya sumber air yang digunakan sekitar 400 Kepala Keluarga (KK). "Masyarakat di sini mencuci dan mandi di sini, karena di daerah sekitar sini tidak bisa dibuat sumur bor atau kolam, karena airnya akan masam," terangnya.
Menurut Eli, air Sungai Naram Hulu menjadi keruh, berwarna cokelat dan menyebabkan gatal-gatal terutama bila tidak turun hujan, karena adanya aktivitas PETI di hulu sungai atau di sekitar daerah Pajintan. "Jaraknya cukup jauh sekitar 18 kilometer ke hulu, melewati hutan," katanya seraya menunjuk kawasan tersebut.
Dengan kondisi tersebut, warga di sekitar Sungai Naram Hulu terpaksa membeli air hujan untuk memasak. "Satu jeriken ukuran sekitar 25 ribu harganya Rp 1.000 dan hanya untuk kebutuhan satu hari per KK yang tidak ramai, kalau dalam satu KK banyak, bisa lebih dari itu," ungkap Eli.
Hal tersebut dibenarkan warga lainnya, Duriana. "Kalau musim kemarau, kondisi air semakin parah. Padahal dulunya air di sungai ini sangat jernih. Tetapi sekarang begitu berkabut (keruh, red)," ujarnya.
Menurut Ibu sembilan anak ini, kondisi tersebut diperparah lagi dengan adanya aktivitas warga yang senang meracun ikan (tuba). "Di sini banyak ikan yang besar-besar. Makanya banyak warga yang menuba'," katanya.
Melihat kondisi tersebut, kedua ibu rumah tangga ini mengharapkan Pemerintah Kota (Pemkot) memerhatikannya. Sehingga sekitar tiga minggu lalu, masyarakat di Sungai Naram Hulu tersebut pernah melayangkan surat kepada Walikota Singkawang.
Terpisah, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Singkawang, Ir Rasiwan MM membenarkan adanya surat tersebut. "Warga memang ada mengirimkan surat ke Walikota Singkawang yang ditembuskan ke kita, mengenai kondisi air yang keruh di Sungai Naram Hulu tersebut," katanya.
Dengan adanya laporan warga tersebut, BLH Kota Singkawang langsung turun ke Sungai Naram untuk melakukan survei. "Kita sudah survei dua kali untuk melihat langsung kondisi Sungai Naram Hulu," ujar Rasiwan.
Ketika survei tersebut, Rasiwan beserta tim yang dibawanya mendengar samar-samar bunyi mesin dompeng yang biasa digunakan untuk aktivitas PETI. "Tetapi jaraknya cukup jauh ke hulu sungai, dan kita belum ke kawasan tersebut, untuk memastikannya," terangnya.
Rasiwan mengatakan, dari pengamatan kasat mata, air Sungai Naram kemungkinan sudah tercemar zat berbahaya, mercury. "Dilihat dari tingkat kekeruhan, warna dan lainnya, kemungkinan tercemar mercury," jelasnya.
Mercury (Hg) atau dikenal sebagai air raksa merupakan zat kimia yang digunakan dalam aktivitas PETI untuk memisahkan emas dengan tanah atau pasir. Limbahnya ini sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, bila kita mengingat kasus Manismata di Jepang.
Merucury merupakan salah satu jenis logam yang banyak ditemukan di alam dan tersebar dalam batu-batuan, biji tambang, tanah, air dan udara sebagai senyawa anorganik dan organic.
Sebenarnya kadar mercury dalam tanah relatif rendah, tetapi berbagai jenis aktivitas manusia dapat meningkatkan kadarnya, misalnya melalui penambangan yang dapat menghasilkan seribu ton mercury per tahun.
Manusia yang terus menerus terpapar mercury dengan kadar 0,05 HG mg/m3 udara saja akan menunjukkan gejala nonspesifik berupa nerurastenia. Sedangkan pada kadar 0,1 hingga 0,2 mg/m3 menyebabkan tremor.
Dalam keadaan normal, mercury merupakan logam yang berbentuk cairan, berwarna abu-abu, tidak berbau dengan berat molekul 200,59. Tidak larut dalam air, alkohol, eter, eter, asam hidroklorida, hidrogen bromida dan hidrogen iodide.
Zat berbahaya ini hanya larut dalam asam sulfik panas, lipid dan asam nitrat. Tidak bisa bercampur dengan oksidator, halogen, bahan-bahan yang mudah terbakar, logam, asam, logam carbide dan amine.
Bahaya mercury ini sangat beragam, bila mercury inorganik maka akan menjadi racun pada ginjal. Sementara mercury organik seperti metil merkuri akan menjadi racun bagi sistem saraf pusat.
Mercury ini terdiri atas tiga bentuk, yakni Pertama, mercury elemental (Hg) yang terdapat dalam gelas thermometer, tensimeter air raksa, amalgam gigi, alat elektrik, batu batere dan cat. Bentuk ini paling sering menyebabkan keracunan, misalnya menyebabkan emboli paru, karena bersifat larut dalam lemak.
Bila sampai ke otak, bentuk ini akan berakumulasi di korteks cerebrum dan cerebellum dimana ia akan teroksidasi menjadi bentuk merkurik. Ion merkurik ini akan berikatan dengan sulfhidril dari protein enzim dan protein seluler. Sehingga menggangu fungsi enzim dan transport sel.
Kedua, mercury inorganik, bentuk ini sangat beracun, menyerang paru-paru dan kulit. Bila terpapar secara akut atau dengan kadar tinggi, dapat menyebabkan gagal ginjal. Bentuk ini biasanya digunakan sebagai desinfektan dan sifatnya mudah terbakar.
Ketiga, mercury organik terdiri atas etil dan metil. Bentuk ini yang sering tercemar di lingkungan, misalnya dalam tubuh ikan bila airnya terpapar mercury. Bila ikan tersebut dikonsumsi manusia akan menyebabkan gangguan neurologis dan kongenital.
Bentuk ini dapat menimbulkan degenerasi neuron di konteks cerebri dan cerebellum mengakibatkan parestesi distal, ataksia, disartria, tuli dan penyempitan lapang pandang. Metil merkuri gampang masuk plasenta dan berakumulasi dalam fetus yang mengakibatkan kematian dalam kandungan dan cerebral palsy.
Rasiwan mengatakan, terkait air Sungai Naram Hulu baru bersifat dugaan, karena belum ada kajian yang lebih mendalam untuk memastikan, apakah Sungai Naram Hulu benar-benar tercemar mercury atau tidak. "Kita sudah mengambil enam sampel dari air Sungai Naram Hulu itu," ungkap Rasiwan.
Enam sampel tersebut terdiri atas, tiga bagian dari air sungainya, sedangkan tiganya lagi dari sagimentasinya. "Kita mengambil sampai di tiga tempat di sepanjang Sungai Naram Hulu tersebut," terang Rasiwan.
Sampel yang telah diambil tersebut, kata Rasiwan, telah diserahkan ke laboratorium di Kota Pontianak untuk diketahui apa saja kandungan dalam air yang diduga tercemar mercury tersebut. "Kita sedang menunggu hasil pemeriksaan di laboratorium tersebut, biasanya tidak lama, mudah-mudahan dalam minggu-minggu kita sudah mendapatkan hasilnya," harapnya.
Dari pemeriksaan laboratorium tersebut, tambah dia, akan diketahui apakah air Sungai Naram Hulu tercemar mercury dan zat berbahaya lainnya atau tidak. "Bila dugaan pencemaran tersebut benar adanya, kita akan segera mengambil tindakan yang diperlukan," kata Rasiwan.
Tindakan tersebut, jelas Rasiwan, tentunya akan berkoordinasi dengan berbagai instansi terkait. "Apapun hasilnya dari laboratorium itu tetap akan kita sampaikan ke masyarakat, bila benar terkandung zat berbahaya, kita akan mengambil beberapa tindakan dengan berkoordinasi dengan instansi terkait," ujarnya tanpa merinci.
Rasiwan angat berterima kasih sekali dengan masyarakat di Sungai Naram Hulu yang bersedia melaporkan pencemaran lingkungan tersebut. "Ini menandakan kalau masyarakat sangat peduli akan lingkungan. Kita pasti akan menindaklanjuti laporan tersebut," janjinya. (*)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No Response to "Sungai Naram Hulu Diduga Tercemar Mercury"
Leave A Reply