Thursday, 12 May 2011

Patung Dewa Bumi Raya Dibuang ke Parit

Posted on 05:35 by Mordiadi

Patung Dewa Bumi Raya
SINGKAWANG. Vihara Tri Dharma Bumi Raya di pusat Kota Singkawang dibobol maling. Patung Dewa Bumi Raya, yang merupakan arca utama hilang dan ditemukan di parit Sungai Ruten, tidak jauh dari tempat ibadah warga Tionghoa tersebut.

"Sementara Patung Dewa Kwan Gong (Ksatria) dan Fa Kong Tie (penjaga neraka) dihancurkan di tempatnya," terang Bong Kin Jung, seorang Biksu ditemui di Vihara Tri Dharma Bumi Raya, Selasa (10/5).

Peristiwa yang menggemparkan warga Tionghoa tersebut diperkirakan terjadi pada Senin (9/5) malam. Tetapi baru disadari pagi kemarin, setelah Biksu Kin Jung masuk ke Vihara Tri Dharma Bumi Raya dan melihat patung Dewa Bumi Raya tidak ada di tempatnya.

"Ketika saya masuk ke Vihara sekitar pukul 06.00, saya kaget karena arca Dewa Bumi Raya tidak ada di tempatnya, dan dua arca lainnya (yang terbuat dari porselin, red) pecah pada bagian kepala dan lehernya putus," terang Kin Jung.

Dugaan sementara, maling masuk ke Vihara berusia sekitar 200 tahun tersebut dengan membengkas teralis di bagian kanan atas. Apalagi jejak kaki pelaku sangat jelas mengarah ke teralis yang sudah menganga tersebut.

Tidak beberapa lama, kata Kin Jung, salah seorang warga bercerita telah melihat seseorang membuang sesuatu di parit, tepatnya di bawah jembatan yang lokasinya hanya beberapa meter dari Vihara yang dikenal dengan Tai Pak Kung (Toa Pekong) itu. Dia pun bergegas ke tempat yang dimaksud. "Ternyata yang dibuang itu merupakan arca Dewa Bumi Raya," kata pria kelahiran 68 tahun silam ini.

Kin Jung buru-buru mengangkat patung dewa yang ukurannya tidak terlalu besar itu. Keadaannya masih utuh, hanya rusak sedikit di beberapa bagian. Selanjutnya Dewa Bumi Raya itu dibawa kembali ke Vihara.

Di tempat yang sama, Ketua Tri Dharma Kota Singkawang, Bong Wie Hong, sangat menyayangkan kejadian pencurian dan pembuangan patung Dewa Bumi Raya tersebut. "Kejadian ini jelas menimbulkan ketersinggungan umat, mereka jelas marah, tetapi mau marah sama siapa, pelakunya tidak jelas, saksi mata tidak ada," katanya.

Kejadian ini, kata Wie Hong, tentunya akan dapat menganggu kerukunan masyarakat Kota Singkawang yang sudah lama terbina, hidup dalam damai dengan toleransi beragama yang kuat.

"Karena kejadian ini tidak ada saksi mata, kita mengimbau kepada umat agar mempercayakannya kepada pihak kepolisian untuk mengusut tuntas. Hendaknya menahan emosi dan jangan terprovokasi," harap Wie Hong.

Pencurian dan pembuangan patung Dewa Bumi Raya ini langsung ditangani pihak kepolisian. Olehkarenanya, Wie Hong mengharapkan, pihak berwenang secepatnya menuntaskan dan menangkap pelaku. "Jangan sampai, karena kejadian ini malah menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat, bisa repot," ingatnya.

Perlakuan maling terhadap patung Dewa Bumi Raya tersebut membuat warga Tionghoa terus berdatangan ke Toa Pekong untuk memberikan penghormatan dan menyembahyangi Dewa Bumi Raya.

Penghormatan terhadap patung Dewa Bumi Raya tersebut dilakukan warga Tionghoa, karena dikhawatirkan perlakuan maling tersebut akan mendatang malapelaka di belakang hari.

Pencurian dan pembuangan patung Dewa Bumi Raya ini memang kali pertama terjadi di Toa Pekong. Tetapi, terdapat beberapa kejadian sebelumnya yang juga menimbulkan ketersinggungan umat Tonghoa.

Beberapa waktu lalu, terjadi dua kali upaya pembakaran Toa Pekong namun berhasil digagalkan, satu kali perusakan tempat dupa, satu kali perusakan patung singa. Tetapi, hingga kini pelakunya tidak diketahui sama sekali.

Vihara Tri Dharma Bumi Raya yang lebih dikenal dengan Toa Pekong ini merupakan vihara tertua di Kota Singkawang, usianya sekitar 200 tahun. Tempat ibadah ini menjadi salah satu ciri khas dan cikal bakal berdirinya Kota Singkawang.

Toa Pekong ini pernah diperluas pada 1933. Tetapi karena pada 1936 terjadi kebakaran besar yang menyebabkan rusaknya bangunan tersebut maka dilakukan beberapa renovasi.

Toa Pekong ini dipercaya sebagai tempat berdiamnya Dewa Bumi Raya. Dewa ini dipercaya sebagai dewa yang menjaga Kota Singkawang. Olehkarenanya, warga sekitarnya sering mengadakan kegiatan semacam ulang tahun bagi Dewa Bumi Raya setiap tanggal 6 bulan 6 atau 6 Juni setiap tahunnya.

Vihara ini hanya mempunyai satu lantai sebagai pusat segala aktivitas keagamaan seperti sembahyang setiap hari pada waktu sore dan lainnya. Berbagai arca atau patung terdapat di dalamnya.

Salah satu perangkat upacara yang sangat penting dalam vihara tersebut, barupa patung Pak Kong, terbuat dari kayu yang didatangkan langsung dari China. Patung inilah yang dicuri dan dibuang ke parit di bawah jembatan, kemarin.

Terpisah, Kapolres Kota Singkawang, AKBP Printo mengatakan, dengan kejadian ini, masyarakat Kota Singkawang jangan terprovokasi. "Jangan mudah menyimpulkan sesuatu mengenai siapa yang melakukan perbuatan tersebut," ingatnya.

Prianto berjanji akan mengusut permasalahan tersebut hingga tuntas dan akan mencari siapa yang melakukan pencurian dan pembuangan patung Dewa Bumi Raya ke parit tersebut. "Kita juga akan menyelidiki apakah pelakunya sama dengan pelaku perusakan sebelumnya," katanya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Kementerian Agama Kota Singkawang, H Andi Dja'far Haru mengutuk keras aksi terhadap patung Dewa Bumi Raya tersebut. "Apapun yang namanya perusakan itu dilarang, baik secara agama maupun hukum positif," katanya.

Dia juga mengajak tetap berpikiran tenang dan sabar. Jangan mudah terprovokasi pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab yang memang menginginkan Kota Singkawang ini tidak aman. "Kerukunan di Kota Singkawang ini merupakan harga mati," tegas Dja'far.

Hal senada diutarakan salah seorang Anggota DPRD Kota Singkawang, Sumberanto Tjita. "Masyarakat jangan terprovokasi, kita yakin polisi mempunyai strategi khusus untuk mengungkap siapa pelaku pencurian atau perusakan tersebut," katanya. (*)

No Response to "Patung Dewa Bumi Raya Dibuang ke Parit"

Leave A Reply

BTC

Doge

LTC

BCH

DASH

Tokens

SAMPAI JUMPA LAGI

SEMOGA ANDA MEMPEROLEH SESUATU YANG BERGUNA