Sunday, 9 May 2010
Hog Cholera Anjlokkan Populasi Babi di Kalbar
Posted on 06:35 by Mordiadi
PONTIANAK. Penyakit kolera pada babi (hog cholera) menyebabkan jumlah babi di Kalbar anjlok. Sebelum virus tersebut masuk dari Serawak Malaysia, populasi babi di Kalbar mencapai sekitar 1 juta ekor. Tetapi kini tinggal sekitar 430 ribu ekor.
"Kolera pada babi ini masuk ke Kalbar sejak 1997 melalui perbatasan," ungkap drh Abdul Manaf Mustafa, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kalbar ditemui di Balai Petitih Kantor Gubernur Kalbar, Senin (3/5).
Penyakit yang juga dikenal dengan classical swine fever ini kali pertama menyebar di Serawak Malaysia, lalu masuk ke Kalbar. "Sekarang seluruh Indonesia sudah masuk penyakit itu, karena penyebarannya cepat sekali," terang Manaf.
Hal tersebut menyebabkan populasi babi menurun drastis. Sebelum masuknya penyakit tersebut, Kalbar pernah akan dijadikan sebagai sentra babi secara nasional, tapi hal itu pupus akibat menyebarnya hog cholera.
Manaf mengatakan, akhir-akhir ini terjadi pergantian musim, sehingga virus tersebut muncul kembali. Beberapa daerah sudah melaporkan adanya babi yang terserang hog cholera, di antaranya di Badau, Entikong, dan Sungai Purun Besar. "Tim kita sudah turun ke sana untuk melacaknya, dan ternyata di daerah itu terserang hog cholera," katanya.
Dia menjelaskan, babi yang terserang hog cholera tersebut memiliki gejala tidak mau makan, lesu, timbul bercak-bercak merah biru di daerah bawah kulit, diare, mencret, kadang mengeluarkan ingus, kejang-kejang lalu mati. "Masa inkubasinya satu hari sampai satu minggu, memang agak ganas," terang Manaf.
Dia menjelaskan, babi yang terserang hog cholera tersebut memiliki gejala tidak mau makan, lesu, timbul bercak-bercak merah biru di daerah bawah kulit, diare, mencret, kadang mengeluarkan ingus, kejang-kejang lalu mati. "Masa inkubasinya satu hari sampai satu minggu, memang agak ganas," terang Manaf.
Untuk melenyapkan hog cholera tersebut, kata Manaf, upaya yang dilakukan berupa vaksinasi. "Hanya saja vaksinasi ini tidak bisa dilakukan secara keseluruhan di Kalbar, karena peternakan-peternakan babi milik rakyat dilakukan secara tradisional, babinya dilepas begitu saja, sehingga sulit untuk divaksinasi," terangnya.
Selain itu, tambah Manaf, vaksinasi yang akan diberikan pada babi yang teserang kolera tersebut harus dengan cara penyuntikan. "Bila bicara penyuntikan tentunya, membutuhkan tenaga terampil dan itu sangat terbatas di Kalbar," ungkapnya.
Se-Kalbar, tenaga medis kehewanan hanya sekitar 80 orang. "Penyuntikan terhadap tersebut juga harus diawasi dokter hewan, dokter hewan kita juga terbatas, bahkan ada kabupaten yang belum memiliki dokter hewan," kata Manaf.
Mahalnya biaya vaksinasi juga menjadi persoalan untuk memberantas hog choleras, untuk satu ekor babi setidaknya membutuhkan dana sekitar Rp 7.500.
Penyebaran penyakit hog cholera ini tentunya mengancam sentra-sentra peternakan babi seperti di Singkawang, Bengkayang, Sambas, Kabupaten Pontianak.
Selain mengancam babi, hog cholera itu juga dapat menular ke hewan lainnya, hanya melalui bekas hidung dan kotorannya. "Untungnya tidak dapat menular ke manusia, makanya ketika pemilik babi mengetahui ternaknya terserang hog cholera biasanya mereka makan," kata Manaf. (*)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No Response to "Hog Cholera Anjlokkan Populasi Babi di Kalbar"
Leave A Reply