Sunday, 9 May 2010
Kasus Narkoba di Kalbar Terus Meningkat
Posted on 06:38 by Mordiadi
*Mayoritas Libatkan Usia Produktif
PONTIANAK. Kasus Narkotika dan Obat-obat Terlarang (Narkoba) di Kalbar semakin menakutkan. Tahun ini hingga 5 Februari saja, di Kalbar terungkap 37 kasus. Mayoritas melibatkan usia produktif.
"Kendati secara Nasional yang terlibat kasus Narkoba masih banyak melibatkan orang di luar pelajar dan mahasiswa, tetapi di Kalbar paling banyak pelajar dan mahasiswa," ungkap Drs Christiandy Sanjaya SE MM, Kepala Badan Narkotika Provinsi (BNP) Kalbar ketika membuka rapat Peningkatan Pelayanan dan Pencegahan Narkotika di Restauran Dangau Kuburaya, kemarin (6/5).
Wakil Gubernur Kalbar ini mengungkapkan, berdasarkan data Badan Narkoba Nasional (BNN), kasus Narkoba yang terjadi di seluruh provinsi di Indonesia terus meningkat setiap tahun. Sehingga patut menjadi perhatian seluruh daerah.
Secara Nasional, pada 2007 terjadi 22.630 kasus Narkoba. Jumlah tersebut bertambah menjadi 27.082 kasus pada 2008. "Dari kasus Nasional itu, 40,3 persen melibatkan pelajar dan mahasiswa," terang Christiandy.
Sedangkan di Kalbar, pada 2009 terjadi 258 kasus Narkoba. Di antara kasus tersebut, melibatkan 57 orang berpendidikan Sekolah Dasar (SD), 59 orang Sekolah Menengah Pertama (SMP), 130 orang Sekolah Menengah Atas (SMA) dan 12 orang Perguruan Tinggi. "Ini kan usia-usia produktif di Kalbar," kata Christiandy.
Dari data Direktorat Narkoba Polda Kalbar tersebut, kata Christiandy, menandakan kalau peredaran Narkoba sangat riskan di kalangan pelajar dan mahasiswa di Kalbar. "Kita bukan menakut-nakuti tetapi ini memang sudah menakutkan," ujarnya.
Jumlah kasus tersebut, terang Christiandy hanya yang berhasil terungkap, tentunya masih banyak lagi yang belum terungkap. "Karena kasus Narkoba ini juga seperti fenomena gunung es," katanya.
Fenomena gunung es yang dimaksudkan Mantan Kepala Sekolah Immanuel Pontianak tersebut berupa kasus yang muncul ke permukaan atau berhasil terungkap hanya sebagian kecil dari jumlah kasus yang terjadi dan belum terungkap.
Menurut Chriastiandy, Kalbar sangat rentan menjadi daerah peredaran Narkoba. Apalagi kini bukan hanya sebagai daerah transit perdagangan Narkoba. Hal itu dapat dilihat dari terungkapnya pabrik Narkoba di Pontianak. "Kalbar juga sebagai produsen Narkoba," ujarnya.
Rentannya Kalbar terhadap peredaran Narkoba, karena berbatasan darat langsung dengan negara tetangga. "Di Entikong yang memiliki x-ray saja, mereka berani menyeludupkan Narkoba. Apalagi jalur-jalur tikus yang cukup banyak di kawasan perbatasan," terang Christiandy.
Belum lagi perbatasan laut yang amat luas. Bukan hanya rawan pencurian ikan (illegal fishing) dan kekayaan laut lainnya. Tidak menutup kemungkinan juga menjadi tempat peredaran atau transaksi Narkoba.
Christiandy mengatakan, untuk memberantas peredaran Narkoba memang memerlukan kerja keras seluruh elemen masyarakat. "Seluruh elemen harus sinergis guna mencapai target 2015 bebas Narkoba," harapnya.
Target 2015 bebas Narkoba tersebut telah menjadi komitmen negara-negara yang tergabung dalam ASEAN. Sehingga menjadi tuntutan tersendiri bagi Indonesia termasuk Kalbar.
Christiandy menilai untuk mencapai target tersebut, perlu dilakukan berbagai upaya yang melibatkan seluruh elemen masyarakat. "Benteng terkuat dari peredaran Narkoba itu adalah diri kita sendiri," terangnya.
Dia mengharapkan seluruh masyarakat menjadi agen untuk menyebarkan informasi atau sosialisasi terkait dampak negatif menggunakan barang haram tersebut. "Kita memberikan apresiasi kepada semua pihak yang memiliki animo cukup tinggi untuk menghilangkan peredaran Narkoba," kata Christiandy.
Pemerintah juga telah memberikan perhatian serius terhadap upaya pemberantasan Narkoba di Kalbar. Hal tersebut dapat dari dilihat masuknya BNP/BNK dalam Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
"Tetapi kita akui untuk fasilitas yang dimiliki BNP atau BNK masih minim, seperti kantor, sumberdaya manusia maupun anggarannya," ungkap Christiandy.
Tetapi tidak lama lagi BNN akan membentuk perwakilannya di setiap provinsi. "Sehingga pendanaan atau anggarannya akan di-support dari APBN. Kita menunggu dari BNN ini," terang Christiandy.
Kendati dengan keterbatasan untuk menghilangkan peredaran Narkoba di Kalbar saat ini, kata Christiandy, semua elemen harus tetap optimis mampu melenyapkan perusak generasi muda itu.
Di tempat yang sama, Ketua BNK Kuburaya, Andreas Muhrotien menungkapkan, kalau kabupaten terakhir di Kalbar itu juga rentan menjadi kawasan peredaran Narkoba. "Dengan adanya Trans Kalimantan, tentunya juga sangat rentan menjadi daerah masuknya Narkoba," katanya.
Wakil Bupati Kuburaya ini juga mengajak seluruh elemen masyarakat termasuk para pelajar di Kuburaya untuk mengantisipasi peredaran Narkoba tersebut, mulai dari diri sendiri, keluarga, teman, tetangga, kalangan terdekat dan lainnya. (*)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No Response to "Kasus Narkoba di Kalbar Terus Meningkat"
Leave A Reply