Saturday, 29 May 2010
Keanekaragaman Hayati di Kalbar Terancam
PONTIANAK. Karena kemiskinan mendera masyarakat di sekitar kawasan hutan, dan hal itu juga dimanfaatkan perusahaan untuk merambah hutan, menyebabkan keanekaragaman hayati di Kalbar terancam.
"Kemiskinan dan perambahan hutan merupakan ancaman bagi keanekaragaman hayati," terang M Hermayani Putera, Koordinator Program World Wide Fund (WWF) Kalbar didampingi Community Development Sulhany, dan Campaigner AKAR Dede Purwansyah, ketika memperingati Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia, Sabtu (22/5).
Melihat kondisi tersebut, beberapa lembaga konservasi pun berupaya mengambil peran guna melestarikan keanekaragaman hayati di Kalbar dan memberi dorongan kepada pemerintah untuk memberantas kemiskinan.
Lembaga konservasi di Kalbar tersebut di antaranya WWF for Nature-Indonesia Program Kalbar, Yayasan Titian dan Alliance for Kalimantan Resceu (AKAR).
Kalbar menjadi pusat perhatian lembaga-lembaga konservasi tersebut, daerah yang dilintasi khatulistiwa ini merupakan salah satu pusat keanekaragaman hayati.
Kurun tiga tahun terakhir saja, di Kalbar telah ditemukan sekitar 123 jenis (spesies) hayati baru yang ditemukan di kawasan Heart of Borneo ini. Dengan demikian, diperkirakan rata-rata setiap bulan ditemukan tiga spesies baru.
Kendati terus ditemukan spesies-spesies baru, Kalbar dihadapkan pada lajunya kerusakan hutan. "Kerusakan hutan di Kalbar rata-rata satu hektar per detik atau seluas dua lapangan sepak bola atau 60 hektare per menit," ungkap Hermayani.
Hal tersebut ditambah lagi dengan pemanfaatan dan pengelolaan lahan yang tidak tepat. Sehingga terjadi degradasi lahan dan munculnya lahan-lahan kritis dengan tingkatan yang cukup bervariasi, dari yang ringan hingga yang sangat ekstrem. "Keanekaragaman hayati akibat kegiatan manusia terjadi lebih cepat dalam 50 tahun terakhir dibandingkan waktu sebelumnya," kata Hermayani. (*)
No Response to "Keanekaragaman Hayati di Kalbar Terancam"
Leave A Reply