M O R D I A D I

PONTIANAK. Pengobatan tradisional kini menjadi trend dunia, karena sebagian besar menggunakan bahan-bahan alami (back tu nature). Oleh karenanya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalbar akan mendata keberadaannya agar mudah dibina.

"Pendataan ini agar kita dapat merancang pola pembinaan terhadap pengobatan-pengobatan tradisional tersebut," terang dr HM Subuh MPPM, Kepala Dinkes Kalbar ketika membuka Diseminasi Informasi Program Pelayanan Kesehatan Tradisional di Kalbar di Hotel Gajahmada Pontianak, Senin (10/5) malam.

Melalui pembinaan tersebut, kata Subuh, pengobatan tradisional di kabupaten/kota di Kalbar dapat terjaga, baik dari sisi konsumsi maupun metode pengobatannya. "Itu yang kita jaga, agar aman dan dapat terjangkau masyarakat Kalbar," ujar mantan Direktur RSUD dr Soedarso ini.

Setelah pendataan dan pembinaan tersebut tidak menutup kemungkinan di Kalbar akan didirikan forum pengobatan tradisional. Sehingga jenis-jensi pengobatan tradisional dapat dipertahankan dan dikembangkan. "Forum dapat saja menjadi media komunikasi antar pelaku pengobatan-pengobatan tradisional," harap Subuh.

Dengan adanya komunikasi tersebut, paling tidak dapat menyelesaikan atau memberi solusi terhadap permasalahan secara bersama-sama. Hal tersebut tentunya lebih efektif dan efisien ketimbang menyelesaikan dengan sendiri-sendiri.

Sementara itu, Ketua Panitia Diseminasi Informasi Program Pelayanan Kesehatan Tradisional di Kalbar, Hj Netty Rohayati mengungkapkan, beberapa kabupaten/kota di Kalbar seperti Sanggau, Sintang, Sekadau dan Singkwang telah melakukan pendataan pengobatan-pengobatan tradisional di wilayahnya masing-masing. "Hampir semuanya telah melakukan pendataan. Tetapi masih banyak yang belum lengkap," katanya

Staf Peran Serta Masyarakat (PSM) Dinkes Kalbar ini menyebutkan, di antara pengobatan-pengobatan tradisional itu, dukun beranak, akupuntur, ceragetm sinshe, pijit tradisional (impression) dan masih banyak lagi. "Jumlah pengobatan tradisional sekitar 23 jenis dan itu lah diakui dunia kedokteran," kata Netty. (*)