M O R D I A D I

PONTIANAK. Pertamina hendaknya mengawasi tempat-tempat penyimpanan tabung Elpiji 3 kilogram di tingkat distributor dan agen atau pangkalan. Agar kondisi tabung tetap aman dipakai masyarakat.

"Pengawasan hendaknya diperketat terkait dengan gudang-gudang penyimpangan tabung elpiji 3 kilogram itu," kata Drs. Herman Hofi M MBA MHum, Ketua Komisi B DPRD Kota Pontianak ketika Rapat Kerja (Raker) dengan PT Pertamina di Ruang Rapat Paripurna, Rabu (30/6).

Herman meminta pengetatan pengawasan tersebut, karena dari pantauannya di lapangan, banyak ditemukan tabungan elpiji 3 kilogram dibiarkan begitu saja atau tidak disimpan di tempat khusus. "Hal itu tentunya membuat tabung itu menjadi tidak aman dari kerusakan-kerusakan," katanya.

Dia mengatakan, dengan kasat mata saja melihat tabung-tabung gas itu diletakkan di sembarang tempat sudah sangat mengkhawatirkan. "Pengontrolan keamanan tempat penyimpanan tabung elpiji itu di pangkalan-pangkalan harus terus dilakukan. Pertamina jangan sampai lengah," tegas Herman.

Hal ini disampaikan mengingat banyaknya kasus-kasus tabung gas meledak di beberapa kabupaten/kota di Indonesia, menimbulkan kebakaran dasyat dan kerugian yang tidak sedikit.

DPRD Kota Pontianak memang mewanti-wanti agar hal serupa tidak terjadi di Kota Pontianak. Oleh karenanya, para wakil rakyat ini meminta Pertamina mengawasi betul kondisi tabung gas yang akan diserahkan ke masyarakat awan atau yang belum pernah sama sekali menggunakan elpiji itu.

Herman mengungkapkan, kini penjualan tabung elpiji 3 kilogram sudah menjamur di Kota Pontianak. "Saya khawatir penjualan ini tidak dapat dibarengi dengan pengawasan yang benar dari pertamina bagaimana memperlakukan tabung elpiji itu dengan benar agar tetap aman digunakan," katanya. (*)