Saturday, 10 July 2010

“Lebih Baik Ikut Unas Ulangan”

Posted on 07:28 by Mordiadi

PONTIANAK. Sebelum Penerimaan Siswa Baru (PSB), siswa yang tidak lulus Ujian Nasional (Unas) Utama histeris. Dengan berat hati, mereka mengikuti Unas Ulangan. Kini terbalik, justru yang lulus Unas Utama yang menyesal.

"Kalau tahu begini lebih baik saya ikut Unas Ulangan daripada yang Utama," kata Novita, siswa SMP 9 yang lulus melalui Unas Utama ditemui di DPRD Kota Pontianak, Senin (5/7).

Novita mendatangi DPRD Kota Pontianak itu bersama orangtuanya dan orangtua lainnya menuntut keadilan dari pemerintah, karena yang lulus Unas Utama kalah bersaing dengan yang lulus melalui Unas Ulangan.

Novita yang lulus Unas Utama di SMP Negeri 9 Pontianak mencoba mendaftar di beberapa sekolah, tetapi selalu kalah rangking dengan calon siswa barunya. Ironisnya, yang menyingkirkan rangkingnya itu justru teman sekelasnya yang notabene tidak lulus pada Unas Utama lalu mengikuti Unas Ulangan. "Kawan-kawan yang lulus Unas Ulangan, nilainya di atas 32 sedangkan saya tidak sampai segitu," lirihnya.

Di beberapa sekolah yang dianggap favorit di Pontianak, penerimaan siswa baru berdasarkan perangkingan Nilai Evaluasi Murni (NEM) tanpa memandang siswa tersebut lulus Unas Utama atau Ulangan.

Akibatnya, siswa yang lulus Unas Utama tersingkir, karena siswa yang lulus Unas Ulangan NEM-nya lebih baik atau lebih tinggi. Oleh karenanya, bila sebelumnya yang lulus Unas Utama bersyukur, kini justru menyesal.

Penyesalan siswa yang lulus Unas Utama itu tentunya sangat mengkhawatirkan bagi orangtuanya, karena perkataan yang keluar dari mulut anaknya hanya menyesal lulus Unas Utama.

Salah seorang orangtua siswa, Dasuki mengaku sangat khawatir dengan kondisi psikologis anaknya. "Kalau dulu banyak gantung diri itu karena tidak lulus Unas Utama, sekarang bisa-bisa yang lulus Unas Utama yang bunuh diri," sesalnya.

Hal senada juga diakui beberapa orang tua lainnya terhadap kondisi psikologis anaknya. Bahkan mereka merasa usahanya selama ini untuk mendorong anaknya belajar keras agar lulus Unas Utama sia-sia.

Seperti diakui orangtua siswa lainnya, Arifin. "Percuma saja kita memaksa anak untuk belajar, meninggal kegiatan-kegiatan lainnya, agar anak kita lulus Unas Utama, toh sekarang justru mereka kalah dengan yang tidak lulus Unas Utama, tapi lulus di Unas Ulangan," katanya.

Arifin berharap pemerintah mengeluarkan kebijakan membatasi siswa yang lulus Unas Ulangan di setiap sekolah atau dengan kata lain lebih memprioritaskan anak yang lulus Unas Utama. "Bila tidak ini akan berpengaruh pada pendidikan kota Pontianak ke depannya, nanti siswanya tidak mau belajar ketika menghadapi Unas Utama, mereka lebih suka mengikuti Unas Ulangan, yang katanya mendapat bocoran guru dan lainnya," bebernya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Pontianak, Drs Mulyadi Sukir ST MT yang menghadiri rapat koordinasi dengan DPRD Kota Pontianak siang kemarin mengatakan, tidak memiliki dasar untuk membedakan antara lulusan Unas Utama dengan siswa lulus Unas Ulangan. "Tidak ada dasar yang kuat, bahkan dari provinsi sudah menegaskan bahwa tahap pertama dan kedua, mempunyai kesempatan yang sama," terangnya.

Semula, terang dia, akan dibuat bobot tertentu untuk penerimaan siswa baru, misalnya bagi yang lulus Unas Utama mendapat bobot dua, sedangkan yang lulusn Unas Ulangan hanya mendapat bobot satu. Sehingga Surat Keterangan Hasil Ujian (SKHU) akan diberi tanda bintang.

"Tetapi yang jadi persoalan, mereka yang mengulang itu tidak semua mata pelajaran, hanya satu mata pelajaran, sedangkan yang lainnya tinggi," ungkap Mulyadi

Kalau siswa tersebut mengulang seluruh mata pelajaran, kata Mulyadi, itu lain persoalan. "Lagi pula ini kebijakan pusat, kita tidak bisa mengambil kebijakan selain dari pada itu," katanya.

Mulyadi mengatakan, sebetulnya persoalan seperti ini sudah diperkirakan, sehingga disiapkanlah SMA Negeri 10 khusus siswa yang lulus Unas Utama itu. "Karena kalau kita mencegah siswa yang unas tahap kedua, itu tidak ada dasar hukum yang kuat, nanti orangtua siswa ini lagi yang protes, kan tidak akan selesai persoalannya," terangnya.

Oleh karenanya, solusi yang ditawarkan, kata Mulyadi, Pemkot Pontianak menyiapkan SMA Negeri 10 Pontianak yang memiliki 20 lokal. "Sebenarnya tahun lalu sudah menerima siswa, tetapi karena proses pembangunan SMA Negeri 8 (yang numpang di SMA 10 itu, red), penerimaannya ditunda tahun ini, jadi bukan dikarenakan ada demo lalu disiapkan sekolah itu," paparnya.

Mulyadi juga mengungkapkan kalau SMA Negeri 10 Pontianak ini bukan untuk menampung siswa buangan sekolah seperti anggapan beberapa orangtua calon siswa baru. "Gurunya sudah disiapkan, sarannya kita lengkapi, terdapat laboratorium dan lainnya, ini bukan sekolah buangan," tegasnya.

Untuk pendaftaran di SMA Negeri 10 ini, kata Mulyadi, dilakukukan di tiga sekolah, yakni 40 orang siswa di SMA Negeri 7, 60 siswa di SMA Negeri 4 dan 60 di SMA Negeri 8. "Jadi totalnya terdapat 160 siswa," jelasnya. (*)

No Response to "“Lebih Baik Ikut Unas Ulangan”"

Leave A Reply

BTC

Doge

LTC

BCH

DASH

Tokens

SAMPAI JUMPA LAGI

SEMOGA ANDA MEMPEROLEH SESUATU YANG BERGUNA