M O R D I A D I

PONTIANAK. Pengemis yang beroperasi di Kota Pontianak, termasuk yang masih usia sekolah, paling banyak dari luar kota. Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak menduga adanya oknum yang sengaja menge-drop-nya.

"Indikasinya ada oknum perorangan yang dengan sengaja mendatangkan pengemis-pengemis itu ke Kota Pontianak," kata H Sutarmidji SH MHum, Walikota Pontianak dihubungi Equator via telepon, Rabu (23/6).

Tetapi indikasi yang disampaikan Walikota Sutarmijdi itu sangat sulit dibuktikan, karena para pengemis yang berhasil diamankan enggan memberitahu siapa yang memasukkannya ke Kota Pontianak. "Sayangnya, pengemis ini tidak mau membuka mulut," katanya.

Ketika Pemkot Pontianak mengamankan pengemis-pengemis itu, diketahui sebagian besar didatangkan dari Sampang dan Sumenep. "Setelah diamankan, kita kembalikan ke daerahnya masing-masing," kata Sutarmidji.

Menurut dia, setidaknya telah puluhan kali dilakukan pengembalian pengemis itu ke daerah asalnya. Tetapi, di hari-hari berikutnya, para pengemis itu berdatangan lagi ke Kota Pontianak.

Sutarmidji mengungkapkan, pengemis yang datang dari luar Kota Pontianak itu bermacam ragam dan banyak juga anak-anak usia sekolah yang sengaja diajari untuk meminta-minta atau mengemis.

Anak-anak yang mengemis itu juga diamankan Pemkot Pontianak dan dikembalikan ke orangtua dan daerah asalnya. Tetapi, tidak berapa lama anak itu datang lagi.

Dikarenakan persoalan ini terus berulang-ulang, semakin menguatkan indikasi adanya oknum yang sengaja memasukkan anak-anak yang mengemis itu ke Pontianak.

Terkait permasalahan ini, upaya Pemkot Pontianak yang merazia dan mengembalikan ke daerah asalnya dinilai kurang efektif. Upaya lain pun akan ditempuh untuk mengatasi pengemis yang didatangkan dari luar Pontianak itu.

Sutarmidji mengatakan, tahun depan akan disiapkan semacam panti untuk menampung anak-anak yang diajari orangtuanya untuk mengemis itu. "Jadi, nanti anak itu kita tempatkan di panti, dari manapun asalnya, sedangkan orangtuanya kita kembalikan ke daerahnya atau dilepas," pungkasnya. (*)