Saturday, 10 July 2010
ODHA Tak Perlu Dikarantina
PONTIANAK. Orang yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan menderita Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) atau disebut ODHA tidak perlu dikarantina atau diisolasi dari masyarakat sekitarnya.
"Tidak perlu takut dengan ODHA, karena penularan HIV/AIDS tidak dengan bersentuhan atau bertatap muka dengan pengidapnya," terang Dr Saptiko Mmed PH, Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Pontianak ketika Rapat Kerja (Raker) dengan DPRD Kota Pontianak di Ruang Rapat Paripurna DPRD Kota Pontianak, baru-baru ini.
Saptiko menjelaskan, selama ini ODHA selalu dinilai sebagai orang pembawa virus mematikan. Sehingga masyarakat seringkali mengucilkan, mengkarantina atau mengisolasinya. "Hal ini membuat ODHA merasa minder atau malu untuk berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya," katanya.
Sebenarnya, tambah dia, hal tersebut tidak perlu terjadi bila masyarakat memahami penyebab penularan dari HIV/AIDS itu. "Penyebab utama dari penularan HIV/AIDS itu melalui hubungan seksual, jarum suntik dan transfusi darah," ungkapnya.
Di beberapa kasus, HIV telah ditularkan melalui beberapa rute, seperti kontak seksual, penggunaan jarum suntik untuk Narkoba secara bergantian, tranfusi darah yang telah terinfeksi dan dari ibu kepada bayi yang dilahirkannya tanpa proses caesar.
Beberapa tahun pengamatan dari dekat di Amerika Serikat, tidak ditemukan bukti yang menunjukkan kalau penularan HIV AIDS melalui makanan, arthropoda atau dari hubungan biasa.
Saptiko menilai, kurangnya pemahaman terhadap penularan HIV/AIDS membuat masyarakat seringkali mengucilkan ODHA. "Padahal ODHA itu juga manusia yang memerlukan konseling dan dorongan untuk bertahan hidup dan lainnya," katanya.
Menurut dia, tidak semua ODHA itu yang selalu berbuat dosa, karena ibu rumah tangga yang baik-baik pun dapat tertular atau terinfeksi HIV/AIDS, karena suaminya sering "jajan" di luar. "Risiko terbesar tertular HIV/AIDS itu adalah dari pelanggan WTS (Wanita Tuna Susila, red)," ungkapnya.
Para pelanggan inilah yang menyebarkan HIV/AIDS ke yang lainnya, terutama kepada ibu-ibu rumah tangga. "Makanya kita konsentrasi untuk menanggulangi penularan HIV/AIDS terhadap ibu-ibu rumah tangga ini," kata Saptiko.
Dia mengharapkan semua pihak terkait, baik di pemerintahan maupun lembaga yang peduli dengan upaya penanggulangan HIV/AIDS untuk lebih meningkatkan sosialisasi mengenai pemahaman penyakit yang belum ada obatnya ini, sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing. "Bukan dengan menkarantina ODHA," ingat Saptiko.
Di tempat yang sama, Anggota Komisi D DPRD Kota Pontianak, Mansyur AR SAg mengatakan, untuk mensosialisasikan penanggulangan HIV/AIDS ini memang harus dilakukan secara bersama-sama. "Masyarakat harus diberi pemahaman yang benar mengenai HIV/AIDS ini," katanya.
Oleh karenanya, dia mengharapkan, dibuat atau disusun suatu program strategis terkait penanggulangan penyebaran HIV/AIDS yang langsung dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat dan menyentuh semua kalangan.
Dalam kesempatan tersebut, beberapa instansi Pemkot Pontianak menyampaikan berbagai upaya yang dilakukannya untuk mensosialisasikan pemahaman mengenai HIV/AIDS.
Di antaranya Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Kota Pontianak mensosialisasikan pemahaman tentang HIV/AIDS kepada anak jalanan, panti asuhan, serikat buruh dan lainnya.
Dinas pendidikan mensosialisasikan kepada para siswa, terutama pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA), sementara untuk Sekolah Dasar (SD) masih dipertimbangkan, karena dikhawatirkan menganggu psikologis anak.
Para orangtua dan tokoh-tokoh agama juga dimintai perannya untuk mensosialisasikan pemahaman mengenai HIV/AIDS dan memperkuat nilai-nilai keagamaan di keluarga dan masyarakat sekitarnya. (*)
No Response to "ODHA Tak Perlu Dikarantina"
Leave A Reply