M O R D I A D I

PONTIANAK. Kendati bukan wilayah perdesaan, bukan berarti Kota Pontianak tidak memiliki tanaman unggulan. Hingga kini, tanaman Lidah Buaya masih primadona yang belum tergeserkan dengan tanaman lokal lainnya.

"Tanaman Lidah Budaya masih merupakan unggulan lokal dan menjadi tumpuan sektor pertanian di Kota Pontianak," kata drh Aswin Dja'far, Kepala Dinas Pertanian, Perkebundan dan Kehutanan Kota Pontianak ditemui usai Rapat Kerja (Raker) di DPRD Kota Pontianak, baru-baru ini.

Tanaman Lidah Buaya ini beserta produk turunannya, terang Aswin, sudah mendapat tempat di pasaran lokal, nasional hingga internasional. "Pangsa pasarnya sudah jelas, karena produk turunannya masih disukai masyarakat, seperti air minum lidah buaya dan lainnya," terangnya.

Mengenai hambatannya, Aswin mengatakan, sudah pasti ditemukan, terutama untuk memasarkan tanaman Lidah Buaya dan produk turunannya di dunia internasional. "Tetapi tidak membuat pemerintah dan pengusaha mundur untuk terus memasarkannya ke luar negeri," katanya.

Berbagai langkah strategis ditempuh untuk memasarkan salah satu produk unggulan Kota Pontianak tersebut, agara hasilnya tidak mengecewakan para petani dan pengusaha tanaman lidah budaya. "Kedepan kita bisa lebih baik lagi," kata Aswin optimis.

Terkait pengembangan tanaman lidah buaya ini, Aswin mengharapkan dukungan semua pihak agar tanaman ini memberikan kontribusi yang signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan membanggakan daerah. "Pengusaha pun harus pro-aktif menggalang dukungan untuk memasarkan produk tanaman lidah buaya ini," katanya.

Aswin juga menjelaskan, berbagai upaya telah dilakukan agar pengembangan tanaman Lidah Buaya Kota Pontianak ini mendapat dukungan dari pemerintah pusat.

"Kita minta dukungan pemerintah pusat agar sektor pertanian unggulan kita bisa lebih maju lagi, karena lidah buaya selain merupakan ikon Kota Pontianak, juga bisa menjadi ikon Indonesia, mengingat kualitas lidah buaya kita tidak kalah hebatnya dengan lidah buaya negara lainnya," kata Aswin. (*)